In creation, there appear to be two entities, you and I. But they are in reality one. Vyashti (individual) is a part of samashti (society), and samashti is a part of srishti (creation) which emerges from Parameshti (God). This Parameshti is Parabrahma tathwa (principle of Brahman). That is the fundamental basis of the entire creation. In this way, you have to recognise the unity of all creation. Only then can you attain Parameshti. Buddha experienced the unity of all creation. There was a total transformation in him once he attained the vision of the oneness of the atma. He realised that all worldly relations like mother, father, wife, and children were false. He transcended body consciousness. That is why he earned the appellation Buddha (the enlightened one). Buddha attained the vision of the atma. After this experience, he went on teaching that there existed only one divine principle in the world.
Dalam penciptaan, ada dua entitas yang muncul, engkau dan aku. Namun pada kenyataannya kedua entitas itu adalah satu. Vyashti (individual) adalah bagian dari samashti (masyarakat), dan samashti adalah bagian srishti (ciptaan) yang muncul dari Parameshti (Tuhan). Parameshti ini adalah Parabrahma tathwa (prinsip Brahman). Itu adalah dasar fundamental dari seluruh ciptaan. Dalam hal ini, engkau harus menyadari kesatuan dari seluruh ciptaan. Hanya dengan demikian engkau dapat mencapai Parameshti. Buddha mengalami kesatuan dalam semua ciptaan. Ada sebuah perubahan secara menyeluruh dalam diri pangeran Sidharta saat Beliau mencapai pandangan kesatuan Atma. Beliau menyadari bahwa semua hubungan duniawi seperti ibu, ayah, istri, dan anak-anak adalah semu. Beliau melampaui kesadaran badan. Itulah sebabnya mengapa Beliau mendapat julukan Buddha (yang tercerahkan). Buddha mencapai pandangan Atma. Setelah mengalami ini, beliau mengajarkan bahwa hanya ada satu prinsip ketuhanan yang sama di dunia. - Divine Discourse, May 13, 2006
-BABA
No comments:
Post a Comment