The inner meaning of the Sun's northward journey must be properly understood. The north is represented by Himachala. ‘Hima’ means snow. It is pure, untainted and extremely cool. All these endow it with the quality of Prashanti (everlasting perfect peace). ‘Achala’ means that which is steady and unshakeable. Himachala does not refer to the physical Himalayan region. It represents that which is cool, peaceful and steady. The Sun symbolises the vision of man. The northward movement of the Sun is a call to human beings to turn their vision towards that which is cool, peaceful and unchanging. This means that men should direct their vision inward. This is the lesson taught by the Sun! Man's vision should not be confined solely to the external objects and worldly things which are transient and perishable. Man has been given this vision so that he may see the pure and sacred Divine consciousness abiding in his heart. The northward motion of the Sun - Uttarayana - is the appropriate occasion for developing this inward vision. This is the royal road for the spiritual aspirant to realise the Supreme.
- Divine Discourse, Jan 14, 1994.
Every effort should be made to direct the vision inwards towards the pure and sacred Indwelling Self.
Makna batin dari perjalanan matahari ke arah utara harus dipahami dengan benar. Utara adalah diwakili oleh Himachala. ‘Hima’ yang berarti salju. Salju adalah murni, tidak ternoda dan begitu sangat dingin. Semuanya ini memberikan salju dengan kualitas Prashanti (kedamaian sempurna yang kekal). ‘Achala’ berarti yang bersifat mantap dan tidak tergoyahkan. Himachala tidak mengacu pada daerah Himalaya secara fisik. Ini melambangkan yang bersifat dingin, penuh kedamaian dan tidak tergoyahkan. Matahari adalah simbul dari pandangan manusia. Pergerakan ke arah utara adalah panggilan bagi manusia untuk mengarahkan pandangannya menuju pada kualitas yang bersifat dingin, penuh kedamaian dan tidak berubah. Hal ini berarti bahwa manusia harus mengarahkan pandangannya ke dalam diri. Ini adalah hikmah yang diajarkan oleh Matahari! Pandangan manusia seharusnya tidak hanya dibatasi oleh objek-objek di luar diri dan duniawi yang bersifat sementara dan mudah hancur. Manusia telah diberkati dengan pandangan sehingga manusia dapat melihat kesadaran Tuhan yang suci dan murni yang bersemayam di dalam hatinya. Pergerakan matahari ke arah utara atau Uttarayana – adalah saat yang tepat dalam mengembangkan pandangan ke dalam diri. Ini jalan megah bagi peminat spiritual untuk menyadari Yang Mahakuasa.
- Divine Discourse, Jan 14, 1994.
Segala usaha harus dilakukan untuk mengarahkan pandangan menuju pada Diri Sejati yang suci dan murni yang bersemayam di dalam diri.
No comments:
Post a Comment