One must constantly strive to get rid of evil tendencies. Inherited evil traits rooted in the mind must be given up at the sacrificial altar. Of these traits, the worst are hatred and envy. They arise from intense selfishness. They are qualities of a leopard and should not find a place in a human being. Some people try to pretend they have overcome anger, hatred, jealousy and pride. The devices adopted by such persons are only the cunning tricks of the fox. As these traits make their appearance from time to time, they should be immediately cast off. This calls for continuous internal yajna (sacrificial worship), as against the external yajna which is performed only once a year at one particular place. Internal yajna must be performed at all times, in all places and under all circumstances. The sacrificial altar for this yajna is within each one of us. Whenever an evil thought or desire occurs, it should be mercilessly scotched. Only by constant vigilance and continuous endeavour, divine grace can be earned.
- Divine Discourse, Oct 10, 1983.
Only when evil traits are banished can Divinity manifest itself in all its glory.
Seseorang harus secara tanpa henti berusaha untuk melenyapkan kecendrungan jahat. Sifat-sifat jahat yang diwariskan dan mengakar dalam pikiran harus dibuang di atas altas yajna. Dari sifat-sifat jahat ini, yang paling jahat adalah kebencian dan iri hati. Keduanya muncul dari sifat mementingkan diri sendiri yang kuat. Kebencian dan iri hati adalah sifat dari macan tutul dan seharusnya tidak mendapat tempat dalam diri manusia. Beberapa orang mencoba untuk berpura-pura bahwa mereka telah mengatasi kemarahan, kebencian, kecemburuan dan kesombongan. Perangkat yang digunakan oleh orang-orang seperti itu hanyalah tipuan licik dari rubah. Karena sifat-sifat jahat ini muncul dari waktu ke waktu, maka sifat jahat ini harus segera dilenyapkan. Usaha ini memerlukan yajna di dalam diri secara terus menerus, berbeda dengan pelaksanaan yajna di luar diri yang dilaksanakan sekali dalam setahun pada tempat tertentu. Yajna di dalam diri harus dilaksanakan sepanjang waktu, di semua tempat dan dalam berbagai keadaan. Altar untuk melaksanakan yajna ini adalah di dalam diri setiap orang dari kita. Kapanpun pikiran jahat muncul atau keinginan timbul, hal ini harus dibasmi tanpa ampun. Hanya dengan kewaspadaan secara terus menerus maka Rahmat Tuhan dapat diterima.
- Divine Discourse, Oct 10, 1983.
Hanya ketika sifat-sifat jahat dibasmi maka ke-Tuhan-an mewujudkan kualitas-Nya sendiri dengan segala kemualiaan-Nya
No comments:
Post a Comment