To realise God, it is not necessary to have wealth, gold, luxuries or scholarship. All that is needed is pure devotion. Without purity of thought, word and deed, it is impossible to experience the Divine. God cannot be realised through ostentation and conceit. The basic requisite is the shedding of selfishness and possessiveness so that one can engage oneself in actions in a disinterested spirit. Any person is entitled to embark on this quest irrespective of age, caste or gender.
Untuk mencapai kesadaran Ilahiah, engkau tidak perlu harus memiliki kekayaan, emas, perhiasan maupun gelar kesarjanaan. Satu-satunya yang dibutuhkan adalah bhakti (devotion) yang murni & luhur. Tanpa adanya kemurnian dalam pikiran, ucapan dan perbuatan, maka adalah tidak mungkin untuk mencapai Divine. Beliau tidak bisa direalisasikan melalui tindakan show-off (kepura-puraan) maupun kesombongan. Prasyarat utamanya adalah meninggalkan sikap selfishness (mementingkan diri sendiri) serta sikap kepemilikan agar engkau dapat melakukan tindakan dengan semangat tanpa kemelekatan. Setiap orang berhak untuk mencapai Divine Realisation, tanpa peduli usia, kasta maupun jenis-kelaminnya.
Untuk mencapai kesadaran Ilahiah, engkau tidak perlu harus memiliki kekayaan, emas, perhiasan maupun gelar kesarjanaan. Satu-satunya yang dibutuhkan adalah bhakti (devotion) yang murni & luhur. Tanpa adanya kemurnian dalam pikiran, ucapan dan perbuatan, maka adalah tidak mungkin untuk mencapai Divine. Beliau tidak bisa direalisasikan melalui tindakan show-off (kepura-puraan) maupun kesombongan. Prasyarat utamanya adalah meninggalkan sikap selfishness (mementingkan diri sendiri) serta sikap kepemilikan agar engkau dapat melakukan tindakan dengan semangat tanpa kemelekatan. Setiap orang berhak untuk mencapai Divine Realisation, tanpa peduli usia, kasta maupun jenis-kelaminnya.
-BABA
No comments:
Post a Comment