Monday, December 10, 2012

Thought for the Day - 9th & 10th December 2012



Date: Sunday, December 09, 2012

The ancient sages who decided upon the many festivals that we celebrate today, had a high purpose in mind when they did so. They want us to imbibe the inner meaning and use each such day as a step in saadhana (spiritual efforts), as a reminder of the journey which each person has to undertake alone to the feet of the Lord. The festival of Dasara for instance, celebrates the victory of the forces of good over the evil ones which resist one’s progress towards love and light. You must remind yourself that the forces of good are combating the forces of evil in every living being, and if they only rely on the great Divine Force that fosters and fends the Universe, they can easily win and reach the goal.

Orang bijak zaman dahulu kala, yang telah menetapkan banyak festival/hari raya yang kita rayakan saat ini, memiliki tujuan yang tinggi ketika mereka melakukannya. Mereka menginginkan agar kita menyerap makna batin dan menggunakannya setiap hari sebagai langkah dalam saadhana, sebagai pengingat perjalanan yang setiap orang harus melakukannya sendiri menuju ke kaki Tuhan. Misalnya Perayaan Dasara, yang bermakna merayakan kemenangan kekuatan baik atas yang jahat yang menentang kemajuan seseorang terhadap cinta dan cahaya. Engkau harus mengingatkan dirimu bahwa kekuatan yang baik memerangi kekuatan jahat dalam setiap makhluk hidup, dan jika mereka hanya bergantung pada Kekuatan Ilahi, maka mereka dengan mudah bisa menang dan mencapai tujuan.
-BABA

Date: Monday, December 10, 2012

"God resides in the heart of all beings" says Lord Krishna in the Gita. He is not to be found specially in cities like Amarnath, Kashi, Tirupati, Kedar or Gokarna alone. Just as every drop of the ocean has the salty taste, the composition and the name of the ocean, so too every single being has the divine taste, composition, and the name of the Lord. Only you do not realise it so clearly. The river realises itself by reaching the sea; man realises himself by merging in the Absolute. The space encased in the pot must become one with the space that traverses the entire Universe. This can be achieved by the negation of the attachment, which is just an artificial creation of the deluded mind. The inferior status of manhood that now satisfies you, must give place to the status of Reality of God which is the true status.

Dalam Bhagawad Gita, Sri Krishna bersabda, "Tuhan bersemayam dalam hati semua makhluk.". Beliau tidak hanya bisa ditemukan khususnya di kota-kota seperti Amarnath, Kashi, Tirupati, Kedar, atau Gokarna saja. Sama seperti setiap tetes air laut memiliki rasa asin, komposisi, dan nama dari laut, demikian juga setiap makhluk memiliki rasa Ilahi, komposisi, dan nama Tuhan. Hanya saja engkau tidak menyadarinya dengan jelas. Sungai menyadari dirinya dengan mencapai laut; demikian pula manusia hendaknya menyadari dirinya dengan menyatu dengan yang Absolut. Ruang yang terbungkus dalam pot harus menjadi satu dengan ruang yang melintasi seluruh Semesta. Hal ini dapat dicapai dengan meniadakan kemelekatan, yang merupakan ciptaan buatan dari pikiran yang terdelusi. Status/keadaan sementara yang saat ini memuaskan engkau, harus memberikan tempat untuk status Realitas Tuhan yang merupakan status yang benar.
-BABA

No comments: