You
can feel the presence of God, in the depth of silence. In the excitement,
clutter and confusion of the marketplace, you cannot hear His gentle footsteps.
He resounds with clarity, when all is filled with silence. Hence I insist on
silence, practice of soft speech and minimum sound. Talk little, talk in
whispers, sweet and true. When you want to place a heavy thing on the ground,
place it with care, do not drop it and create noise around you. Bend a little,
keep it softly and gently on the floor with care. Similarly examine each and
every act of yours and see to it that you execute it softly and silently.
Transact all dealings with minimum speech and eliminate noise. Do not shout to
persons standing far, go near them or beckon them to approach you. Loud noise
is a sacrilege on the sky, just as there are sacrilegious uses of earth and
water.
Engkau dapat merasakan keberadaan Tuhan, hanya pada keheningan
yang mendalam. Dalam keriuhan, kekacauan, dan kekisruhan layaknya pasar, engkau
tidak akan dapat mendengar langkah kaki lembut-Nya. Beliau bergema dengan
kemurnian, ketika semua dipenuhi dengan keheningan. Oleh karena itu Aku meminta
agar engkau membiasakan diri untuk hening, mempraktikkan untuk berbicara dengan
lembut dan menggunakan suara minimum. Sedikit bicara, berbicara dengan
berbisik-bisik, manis, dan benar. Bila engkau ingin menempatkan sesuatu yang
berat di tanah/lantai, tempatkanlah itu dengan hati-hati, jangan menjatuhkannya
dan membuat kebisingan di sekitarmu. Bungkukkanlah badanmu sedikit, letakkanlah dengan pelan di lantai
dengan hati-hati. Demikian pula periksalah setiap tindakanmu dan memastikan
bahwa engkau melaksanakannya dengan lembut dan hening. Lakukanlah semua urusan
dengan sedikit bicara dan mengurangi kebisingan. Jangan berteriak kepada
orang-orang yang berdiri jauh, mendekatlah pada mereka atau mengisyaratkan
mereka untuk mendekatimu. Suara keras dapat mencemari langit, sama seperti
pencemaran pada bumi dan air.
-BABA
No comments:
Post a Comment