Date: Sunday, September 22, 2013
The jeevi (individual soul) has come to this birth in order to reveal the splendour of the spark of Godhead which It is. A rat is attracted by strong smelling cheap little stuff inside the trap; it neglects all other articles of food in the granary, and thus falls a prey to its own foolishness. Similarly people disregard and waste their life in the pursuit of mortal riches. Be aware and alert. Live in the world but develop the skills to wonder and discriminate between the eternal and temporary. Learn to see through this drama and discover the Director behind the scenes, who is none else than God. You can easily develop these skills through devotion (Bhakthi), based on performing duty without any expectation of results (Nishkama Karma).
Jeevi (jiwa) telah datang dengan kelahiran ini untuk mengungkapkan kemuliaan percikan Tuhan. Seekor tikus tertarik dengan bau yang kuat yang ada di dalam perangkap; ia mengabaikan semua makanan lainnya di lumbung padi, dan dengan demikian ia terperangkap karena kebodohannya sendiri. Demikian pula orang-orang mengabaikan dan menyia-nyiakan hidup mereka dalam mengejar kekayaan fana dan bersifat sementara. Jadi sadar dan waspadalah. Engkau menjalani kehidupan di dunia tetapi kembangkanlah untuk mencari tahu dan bisa membedakan antara yang abadi dan sementara. Belajarlah untuk melihat melalui drama ini dan menemukan Sang Sutradara yang berada di belakang layar, yang tidak lain adalah Tuhan. Engkau dapat dengan mudah mengembangkan keterampilan ini melalui pengabdian (Bhakthi), yang didasarkan pada melaksanakan kewajiban tanpa mengharapkan hasil (Nishkama karma).
-BABA
Date: Monday, September 23, 2013
Every one of you has in possession a ticket for liberation from the cycle of birth and death. But most do not know the train that has to be boarded; many get down at intermediate stations, imagining them to be the terminus and wander helplessly in the wilderness, or are carried away by sights and scenes. Until the wound heals, and the new skin is formed and hardens, the bandage is essential. So too, until Reality is realized, the balm of faith, holy company and holy thoughts must be applied to the ego-affected mind. It is dedication to the Lord that sanctifies all activities. He is the Prompter, the Executor, the Giver of the required strength and skill, and the Enjoyer of the fruit thereof. So dedication must come naturally to you, for all is His, and nothing is yours. Your duty is to believe that He is the impeller of your activities and draw strength from that belief.
Setiap orang memiliki sebuah tiket menuju pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian. Tetapi kebanyakan orang tidak mengetahui kereta yang harus ditumpangi; banyak yang turun di pertengahan stasiun, membayangkan mereka telah sampai di batas akhir/stasiun terakhir dan lalu mengembara tak berdaya di hutan belantara, atau terbawa oleh pemandangan dan suasana. Dapat diibaratkan jika kulit kita terluka, perban sangat penting, sampai luka tersebut sembuh dan kulit baru telah terbentuk. Demikian juga, sampai Realitas-nya disadari, keyakinan, pergaulan yang baik, dan pikiran yang suci harus diterapkan pada pikiran yang dipengaruhi oleh ego. Inilah dedikasi kepada Tuhan yang bisa menyucikan semua aktivitas. Dia adalah pendorong, pelaksana, pemberi kekuatan dan keterampilan yang diperlukan, dan juga sebagai Sang penikmat buah tersebut. Jadi dedikasi harus datang secara alami pada dirimu, karena semua adalah milik-Nya, dan tidak ada milikmu. Tugasmu adalah percaya bahwa Dia adalah pendorong semua kegiatan dan tariklah kekuatan dari keyakinan itu.
-BABA
No comments:
Post a Comment