All
spiritual practices (Sadhana) will go in vain if you do not know your
true identity. Instead of asking others, “Who are you?” ask yourself,
“Who am I?” We say, “This is my book, this is my tumbler.” Then, "Who am
I? The feeling of ‘my’ is illusion (maya). All this ‘mine’ is matter;
they are negative. You think you are the master of this material world.
Master the mind and be a mastermind! Make an effort to know your true
identity. To know this, you should first give up body attachment. When I
say this is ‘my handkerchief’, I am separate from the handkerchief.
Similarly, when I say this is ‘my body’, I am separate from the body.
When I say, ‘my mind’ it means I am separate from my mind. Then who am
I? Constant enquiry on these lines would lead you to self realisation.
Semua
praktik spiritual (Sadhana) akan sia-sia jika engkau tidak mengetahui
identitas sejatimu. Engkau malahan bertanya pada orang lain, "Siapa
engkau?" Bertanyalah pada dirimu sendiri, "Siapakah saya?" Kita sering
sekali mengatakan, "Ini adalah buku saya, ini adalah gelas saya."
Kemudian, "Siapakah saya? Perasaan 'saya/kepunyaan saya' adalah ilusi
(maya). Masalahnya terletak pada, semua ini 'milik saya'. Engkau
berpikir bahwa engkau adalah master/penguasa dari dunia materi ini.
Kuasailah pikiran dan jadilah dalang. Buatlah upaya untuk mengetahui
identitas sejatimu. Untuk mengetahui hal ini, pertama-tama engkau harus
meninggalkan keterikatan pada badan jasmani. Ketika saya mengatakan ini
adalah 'sapu tangan saya, saya terpisah dari saputangan. Demikian pula,
ketika saya mengatakan ini adalah 'badan jasmani saya', saya terpisah
dari badan jasmani. Ketika saya mengatakan,' pikiran saya 'itu berarti
saya terpisah dari pikiran saya. Lalu siapa aku? Penyelidikan yang
terus-menerus pada batasan ini akan membawamu ke realisasi diri. (Divine
Discourse, March 14, 1999)
-BABA
No comments:
Post a Comment