Grief and joy, and pain and pleasure alternate like the dark and bright fortnight by God's decree, to foster equanimity and to lead man towards reality beyond both. If you do not attempt to transform yourself but resort to blaming God for your sorrows, it is incorrect! You blame God because you announce yourself as a devotee too soon, and expect plentiful grace. Grace cannot be claimed as such; first God must accept you! Use your talent of discrimination to sift the trash and discard it in preference to the valuable. Engage in selfless service; flee from bad persons and win the friendship of the good and noble, who will cleanse you and heal you. Man is consumed by time; God is the master of time. So take refuge in God. Let God be your Guru, your path, your Lord.
Duka dan suka, serta kesedihan dan kesenangan datang secara bergantian seperti gelap dan terang yang datang silih berganti sesuai dengan ketentuan Tuhan, untuk mendorong keseimbangan dan untuk mengarahkan manusia menuju realitas melampaui keduanya. Jika engkau tidak mencoba untuk mengubah dirimu sendiri tetapi mengambil jalan untuk menyalahkan Tuhan atas penderitaanmu, itu tidak benar! Engkau menyalahkan Tuhan karena engkau terlalu cepat menyatakan dirimu sebagai bhakta, dan mengharapkan rahmat yang berlimpah. Berkat Tuhan tidak dapat diminta seperti tersebut; pertama-tama Tuhan harus menerimamu! Gunakanlah kemampuan diskriminasi-mu untuk menyaring sampah, membuang yang tidak bernilai dan memilih hanya yang berharga. Terlibat dalam pelayanan tanpa pamrih; menghindarkan diri dari orang-orang yang berperilaku buruk dan memenangkan persahabatan yang baik dan mulia, inilah yang akan memurnikan dan menyembuhkanmu. Manusia dikonsumsi oleh waktu; Tuhan adalah penguasa waktu. Jadi berlindunglah pada Tuhan. Biarkan Tuhan menjadi Gurumu, jalanmu, dan Tuhanmu. (Divine Discourse, 2 Jul 1985)
-BABA
No comments:
Post a Comment