Just as all rivers merge in the ocean, all branches of education end in spiritual education. You must experience that kind of totality and merge with Divinity. Traditions and truths are being separated into various groups and the vicious syndrome of dislike for one person towards the other has come into existence. However, not just in the past, even in the present, there are quite a few people who conduct themselves as per the traditional rules and guidelines with purity to attain the ultimate goal in life. The means to liberation, in Krita Yuga was Meditation (Dhyanam), in Tretha Yuga was performing ritualistic worship (Yagna), in Dwapara Yuga it was worship (Archana), and in the present Kali Yuga, it is chanting the Name of the Lord (Namasmarana). Any or all of these methods, when followed with utmost sincerity and devotion, will help one achieve the ultimate goal of life which is Liberation (Moksha).
Sama seperti semua sungai yang menyatu ke laut, semua cabang pendidikan berakhir dengan pendidikan spiritual. Engkau harus mengalami totalitas seperti itu dan menyatu dengan Divinity. Tradisi dan kebenaran dipisahkan menjadi berbagai kelompok dan menimbulkan sindrom buruk, yang satu tidak menyukai yang lainnya. Namun, bukan hanya di masa lalu, bahkan di masa sekarang, ada beberapa orang yang berperilaku sesuai dengan aturan dan pedoman tradisional dengan kemurnian untuk mencapai tujuan akhir dalam hidup. Sarana untuk pembebasan, di Krita Yuga adalah Meditasi (Dhyanam), di Tretha Yuga melakukan ritual (Yagna), di Dwapara Yuga melakukan ibadah (Archana), dan di masa sekarang, Kali Yuga, dengan mengulang-ulang Nama Tuhan (Namasmarana). Salah satu atau semua metode ini, jika diikuti dengan ketulusan dan pengabdian, akan membantu seseorang mencapai tujuan akhir hidup yaitu Pembebasan (Moksha). (My Dear Students, Vol 5, Ch 1, Dec 25, 1980)
-BABA
No comments:
Post a Comment