Just as the cultivation season is the most important time for the farmer, the youth is the most important time in the life of a student. The farmer waits for the opportune moment to sow his seeds so that he can reap rich harvest. Time is a very critical element for the success of the crop. During the cultivation season, the farmer does not care about food, water or sleep, and works hard with his entire focus on achieving a good harvest. He believes that a good crop is the only source of all happiness. So too, for the student (Vidhyarthi), the period of their education is like the cultivation season. It is the most important time and is the very basis of their lives. They must dedicate all their time, without worrying even about hunger, thirst and sleep, or loss and gain and must only focus on building their good character and gaining full and complete knowledge.
Sama seperti musim bertanam adalah waktu yang paling penting bagi petani, pemuda adalah waktu yang paling penting dalam kehidupan para pelajar. Petani menunggu saat yang tepat untuk menabur benih sehingga ia bisa menuai panen yang berlimpah. Waktu adalah unsur yang sangat penting untuk keberhasilan tanaman. Selama musim tanam, petani tidak peduli tentang makanan, air atau tidur, dan bekerja keras dengan seluruh perhatian pada pencapaian panen yang baik. Ia percaya bahwa tanaman yang baik adalah satu-satunya sumber dari segala kebahagiaan. Demikian juga, bagi siswa (Vidhyarthi), masa pendidikan mereka dapat diibaratkan seperti musim tanam. Inilah waktu yang paling penting dan merupakan dasar kehidupan mereka. Mereka harus mendedikasikan seluruh waktu mereka, tanpa khawatir bahkan tentang kelaparan, kehausan, dan tidur, atau kerugian dan keuntungan dan hanya harus fokus pada pembangunan karakter yang baik dan memperoleh pengetahuan yang lengkap dan sempurna. (My Dear Students, Vol 5, Ch 1, Dec 25, 1980)
-BABA
No comments:
Post a Comment