Your home (griha) must resound to the name of Govinda; otherwise, it is just a cave (guha), where wild animals dwell. The soul needs a house, and your body itself is its house. In that house too, the Lord’s name must be heard, or else it is a mud pot (ghata), not a human being’s body. Then your homes will be immersed in the highest peace (shanti)! Obedience to the Lord’s command is the secret to your liberation. Once you decide that the orchard in your mind belongs to Him, all fruits will be sweet! Your seeking refuge for protection (saranagathi) will render all fruits acceptable to the Lord, so they cannot be bitter. And for water, what can be purer and more precious than your tears — shed not in grief, but in rapture at the chance to serve the Lord and to walk along the path that leads to Him!
Rumahmu (griha) harus menggemakan nama Govinda; jika tidak maka ini hanyalah sebuah gua dimana binatang buas tinggal. Jiwa memerlukan sebuah rumah dan tubuhmu sendiri adalah rumah bagi jiwa itu. Dalam rumah itu juga, nama Tuhan harus diperdengarkan, jika tidak maka ini hanyalah bejana tanah liat (ghata), dan bukan tubuh manusia. Kemudian rumahmu akan tenggelam dalam kedamaian yang tertinggi (shanti)! Mematuhi perintah Tuhan adalah rahasia untuk kebebasanmu. Sekali engkau memutuskan bahwa kebun buah di dalam pikiranmu adalah milik-Nya, maka semua buahnya akan menjadi manis! Pencarian perlindungan (saranagathi) akan membuat semua buah dapat diterima oleh Tuhan, jadi buah-buah itu tidak akan menjadi pahit. Dan untuk airnya, apa yang dapat lebih suci dan berharga daripada air matamu sendiri — bukan air mata penderitaan, namun rasa gembira atas kesempatan untuk melayani Tuhan dan berjalan bersama di jalan yang mengarah kepada-Nya! (Divine Discourse, February 8, 1963)
-BABA
No comments:
Post a Comment