The Lord is attained only through supreme devotion (para-bhakthi). Supreme devotion can be acquired only through spiritual wisdom (jnana). Spiritual wisdom can be cultivated only through faith (shraddha), and faith comes only through love. So how is love to be cultivated? Through two methods: (1) Always consider the faults of others, however big, to be insignificant and negligible. Always consider your own faults, however insignificant and negligible, to be big, and feel sad and repentant. By these means, you avoid developing bigger faults and defects, and acquire the qualities of brotherliness and forbearance. (2) Whatever you do, do it remembering that God is omnipresent. He sees, hears and knows everything. Discriminate between the true and the false, and speak only the truth. Discriminate between right and wrong, and do only the right. Endeavour every moment to be aware of the omnipotence of God.
Tuhan hanya dapat dicapai melalui bhakti yang tertinggi (para-bhakthi). Bhakti yang tertinggi hanya dapat didapat melalui kebijaksanaan spiritual (jnana). Kebijaksanaan spiritual dapat ditingkatkan hanya melalui keyakinan (shraddha), dan keyakinan hanya datang melalui cinta kasih. Bagaimana cinta kasih ini bisa ditingkatkan? Melalui dua metode: (1) Selalu menganggap kesalahan orang lain, seberapapun besarnya menjadi tidak berarti dan sepele. Selalu menganggap kesalahanmu sendiri, seberapapun kecilnya atau sepele, menjadi besar dan merasa sedih dan menyesal. Dengan cara ini, engkau menghindari diri dari mengembangkan kesalahan dan cacat cela yang lebih besar, dan mendapatkan kualitas persaudaraan dan kesabaran. (2) Apapaun yang engkau lakukan, lakukanlah dengan mengingat bahwa Tuhan ada dimana-mana. Tuhan melihat, mendengar dan mengetahui segalanya. Bedakan diantara yang benar dan salah, berbicaralah hanya kebenaran. Bedakan dinatara yang benar dan salah, dan lakukan hanya yang benar saja. Berusahalah setiap saat untuk menyadari kemahakuasaan Tuhan. (Prema Vahini, Ch 19)
-BABA
No comments:
Post a Comment