Everyone must be interested in knowing about the experiences of ideal ones who struggled to arrive at the Truth; for all should have an ideal to strive for, a goal to be reached. For saplings to grow, soil is essential; for ideals to get implanted, knowledge of the struggles and successes of saints and sages is essential. These experiences are not uniform; each spiritual aspirant has a different story to tell, depending upon their equipment and enthusiasm. So the vision and the glory are different, though all are divine. Take the case of Sage Agastya. He is reported to have drunk the ocean completely in one sip. The real meaning of this is, he dried up the ocean of the objective world (samsara), with its waves of grief and joy, prosperity and adversity, success and failure. ‘Drinking the ocean’ is not a special feat; it is a parable explaining that though he was a married man with a son, he conquered all attachments of the world.
Setiaap orang pasti tertarik untuk mengetahui pengalaman seseorang yang ideal yang berjuang untuk sampai pada kebenaran; karena semuanya harus memiliki ideal yang harus diperjuangkan, sebuah tujuan yang diraih. Untuk tunas pohon bisa tumbuh maka tanah adalah mendasar; untuk ideal bisa ditanam, pengetahuan dalam perjuangan dan keberhasilan guru suci adalah mendasar. Pengalaman-pengalaman mereka tidaklah sama; setiap peminat spiritual memiliki cerita berbeda yang diceritakan, tergantung pada perlengkapan dan semangat mereka. Jadi visi dan kemuliaannya adalah berbeda, walaupun semuanya adalah illahi. Ambillah contoh Rishi Agastya. Beliau dikisahkan pernah meminum lautan dalam sekali tegukan. Makna yang sejati dari hal ini adalah, beliau mengeringkan lautan dunia objektif (samsara), dengan gelombangnya adalah kesedihan dan suka cita, kesejahteraan dan kemalangan, keberhasilan dan kegagalan. ‘Meminum lautan’ bukanlah sebuah perbuatan yang spesial; ini adalah sebuah perumpamaan menjelaskan bahwa walaupun beliau adalah berumah tangga dengan seorang putra, beliau dapat menaklukkan semua keterikatan pada dunia. (Divine Discourse, Feb 8, 1963)
-BABA
No comments:
Post a Comment