There is no evil in money, scholarship, knowledge or intelligence. But evil arises from activities that one performs using them. Pure water has no colour. Poured into a black bottle, it appears black. Poured into a red bottle, it appears red. Water has not become red or black; colour of the bottle makes the difference. When money, scholarship, cleverness and intelligence are possessed by persons in whom rajas (passion, emotion, outgoing nature) is dominant, they promote hatred, ambition and lust. When possessed by persons in whom tamas (sloth, dullness, conceit) is dominant, they promote miserliness, greed and envy. When possessed by persons in whom Satwa (equanimity, balance, purity) is dominant, they promote love, compassion, urge to serve, the unity of all mankind and world peace. The sublimation of your character to Satwa is the duty that everyone owes to themselves. This is the path, the real goal. You must ceaselessly tread the path and reach the goal.
Tidak ada kejahatan dalam uang, kesarjanaan, pengetahuan atau kecerdasan. Namun kejahatan muncul dari perbuatan yang seseorang lakukan dengan menggunakan semuanya ini. Air yang murni tidak memiliki warna. Air itu dituangkan ke dalam botol warna hitam, maka air itu nampak hitam. Dituangkan ke dalam botol warna merah, air itu nampak merah. Air tidak menjadi berwarna hitam atau merah; warna dari botol yang membuat perbedaan. Ketika uang, kesarjanaan, kepintaran dan kecerdasan dimiliki oleh orang yang memiliki dominan kualitas rajasik (keinginan besar, emosi, ramah), mereka mengembangkan kebencian, ambisi dan nafsu. Ketika dimiliki oleh orang yang dominan kualitas tamasik (lamban, malas, sombong), mereka mengembangkan sifat kikir, tamak dan iri hati. Ketika dimiliki oleh orang yang dominan dengan kualitas Satvik (ketenangan hati, keseimbangan, kesucian), mereka mengembangkan kasih, welas asih, siap untuk melayani, persatuan di antara seluruh manusia dan kedamaian dunia. Pemurnian karaktermu menuju ke Satwik adalah kewajiban yang menjadi hutang setiap orang kepada dirinya sendiri. Ini adalah jalan, tujuan yang sesungguhnya. Engkau harus secara terus menerus menapaki jalan ini dan mencapai tujuan. (Divine Discourse, Nov 23, 1985)
-BABA
No comments:
Post a Comment