The universe, including the house within which you dwell, namely the body, is composed of the five elements: earth, water, fire, wind and ether - elements that act upon the senses as smell, taste, colour, touch and sound. Since elements are 'divine emanations’, each of them has to be treated with reverence and circumspection. For example: take the earth. If you scatter seeds on the soil, or plant them too deep in the soil, they may not throw up their shoots! Pouring water down your throat can very well become torture, if the limit is crossed. You cannot breathe comfortably in a typhoon, nor can your eardrums stand the pressure of an explosion within earshot! Any use of the elements, over and above legitimate bounds, is a sacrilege. So too, each element must be used under some limitations, not as and how you like. Treat the elements as a vesture of the Almighty.
Alam semesta, termasuk rumah dimana engkau tinggal, yang Namanya adalah badan, disusun oleh lima unsur: tanah, air, api, angin dan akasa – unsur-unsur yang bertindak sesuai dengan indria seperti penciuman, rasa, warna, sentuhan, dan suara. Karena unsur-unsur ini adalah “pancaran ilahi”, maka setiap dari unsur itu harus diperlakukan dengan penghormatan dan penuh hati-hati. Sebagai contoh: ambillah tanah. Jika engkau menaburkan bibit di atas tanah, atau jika engkau menanam bibit itu jauh di dalam tanah, bibit itu tidak akan tumbuh! Meminum air lewat tenggorokan akan menjadi sangat menyiksa jika batasnya dilewati. Engkau tidak bisa bernafas dengan nyaman saat angin topan, dan genderang telingamu juga tidak bisa tahan pada tekanan dari ledakan dalam jarak pendengaran! Setiap penggunaan unsur-unsur yang berlebihan dan melewati batasannya adalah penistaan. Begitu juga, setiap unsur harus digunakan dibawah batasan dan tidak dengan sesuka hatimu. Perlakukan unsur-unsur itu sebagai sebuah jubah dari yang Maha Kuasa. (Divine Discourse, Mar 11, 1968)
-BABA
No comments:
Post a Comment