The process of living is the swinging of a pendulum from smile to tear. Childhood is too tender and innocent, youth is too full of folly and faults, middle age is muddled with problems and possible remedies, and old age is spent in regret over past failings. When can you taste some real happiness? Joys and sorrows are the results of the mind's involvement in the transient and the trivial. The inner core of each living being is God. The Sun is not tarnished by its rays falling upon anything harmful. The Self too is unaffected by the effects of the mind pursuing the senses wherever they lead it. When one becomes aware that the Self is God, there can be no fear of death haunting him. Faith is life; absence of faith is death. Only the body dies; the Divine Self (Atma) is beyond birth and death. Aware of this, one is soaked in Ananda (Divine Bliss).
Proses hidup adalah seperti berayunnya pendulum dari tersenyum pada kesedihan. Masa anak-anak adalah terlalu polos dan lugu, masa muda adalah penuh dengan kebodohan dan kesalahan, masa paruh baya adalah dicampur aduk dengan masalah dan kemungkinan dalam perbaikan, dan di masa tua dihabiskan dalam penyesalan akan kegagalan hidup di masa lalu. Kapan engkau dapat merasakan beberapa kebahagiaan yang sesungguhnya? Suka cita dan penderitaan adalah hasil dari keterlibatan dari pikiran dalam pengejaran pada hal yang sementara dan sepele. Inti di dalam setiap makhluk hidup adalah Tuhan. Matahari tidaklah ternoda dengan cahayanya yang menyinari apapun yang buruk. Diri sejati juga tidak terpengaruh dengan akibat dari pikiran yang mengejar indria kemanapun indria mengarahkannya. Ketika seseorang menjadi sadar bahwa diri sejati adalah Tuhan, maka tidak akan ada ketakutan akan kematian yang menghantuinya. Keyakinan adalah hidup; tanpa adanya keyakinan adalah kematian. Hanya badan yang mati; Diri yang sejati (Atma) adalah melampaui kelahiran dan kematian. Menyadari hal ini maka seseorang diliputi dengan Ananda (kebahagiaan ilahi). (Divine Discourse, 8-Jan-1983)
-BABA
No comments:
Post a Comment