You are referring to the gift of food as Anna-dana. But no one has the authority to give in charity what has been given by God or be proud of it or even to feel that they have given something in charity. God gave rains, fostered the sapling and ripened the grain; what right have you to call it yours and give it in charity? It is not dana (charity) that you do; you are only offering gratitude to God! You are sanctifying the grain you have harvested by offering the food prepared out of it to Gods in human form (Narayanas)! So call it Narayana Seva! That will be more correct. Each one of you is a limb in the body called the Universe. Do your work without a murmur; work in full cooperation with all. The Universe will be healthy and happy only then. Love and love alone can bind you to others and to God, who is the very embodiment of love.
Engkau menyebut pemberian makanan dengan nama Anna-dana. Namun tidak ada yang memiliki kewenangan untuk memberikan derma apa yang telah diberikan oleh Tuhan atau menjadi bangga akan hal ini atau bahkan merasa bahwa mereka telah memberikan sesuatu dalam derma. Tuhan memberikan hujan, membantu pertumbuhan tanaman muda, dan mematangkan bijinya; apa hak yang engkau miliki dengan menyebut semuanya itu adalah milikmu dan memberikannya sebagai derma? Ini bukanlah dana (derma) yang engkau lakukan; engkau hanyalah mempersembahkan rasa syukur atau terima kasih kepada Tuhan! Engkau puas dengan panen yang engkau dapatkan dengan mempersembahkan makanan dari hasil panen ini kepada Tuhan dalam wujud manusia (Narayana)! Kemudian menyebutnya dengan Narayana Seva! Itu menjadi lebih benar. Setiap orang darimu adalah bagian dari tubuh yang disebut dengan alam semesta. Jalankan pekerjaanmu tanpa mengeluh serta menggerutu; bekerja dengan penuh kerjasama dengan semuanya. Hanya dengan demikian alam semesta akan sehat dan bahagia. Kasih dan hanya kasih saja yang dapat mengikatmu dan yang lainnya kepada Tuhan, dan Beliau sejatinya adalah perwujudan dari kasih. [Divine Discourse, Jan 28, 1975]
-BABA