Once Krishna pretended to suffer from an unbearable headache. With warm clothes wound around His head and red eyes, He rolled restlessly in bed. Queens Rukmini and Satyabhama tried many remedies that proved ineffective. Along with Narada, when they consulted Lord Krishna, He directed to bring the dust of the feet of a true devotee! In a trice, Narada manifested himself in the presence of some celebrated devotees, but they were too humble to offer dust of their feet to be used for their Lord as a drug! Narada returned disappointed. Krishna asked, “Did you ask Gopis?” Narada hurried with disbelief! When the Gopis heard this, without a second thought, they shook the dust off their feet and filled his hands! Even before Narada reached Dwaraka, Krishna’s headache had disappeared! The Lord enacted this five-day drama to teach that self-condemnation is also egoism and when ego goes, you feel neither superior nor inferior, and a devotee must obey the Lord’s command without demur.
Sekali Sri Krishna berpura-pura merintih kesakitan karena sakit kepala yang tidak tertahankan. Dengan kain hangat melingkari kepala dan dengan mata kemerahan, Krishna berbaring di tempat tidur dengan sangat gelisah. Ratu Rukmini dan Satyabhama mencoba banyak obat namun semua tidak efektif. Bersama dengan Narada, ketika mereka menanyakan Krishna, maka Krishna mengarahkan untuk membawa debu kaki dari bhakta yang sejati! Dalam tiga kali, Narada muncul dihadapan beberapa bhakta yang termashyur, namun mereka terlalu rendah hati untuk memberikan debu kaki mereka untuk digunakan sebagai obat oleh junjungan mereka yaitu Sri Krishna! Narada kemudian kembali dengan rasa kecewa. Krishna bertanya, “apakah kamu telah bertanya kepada para Gopi?” Narada menjadi terkejut dan tidak percaya! Ketika para Gopi mendengar berita ini, tanpa berpikir dua kali, mereka mengibaskan debu dari kaki mereka dan menaruh debu itu di tangan Narada! Bahkan sebelum Narada sampai di Dwaraka, sakit kepala Krishna telah sembuh! Sri Krishna memainkan drama selama lima hari untuk mengajarkan bahwa penghukuman diri adalah juga bentuk ego dan ketika ego hilang maka engkau tidak merasa superior ataupun juga inferior, dan seorang bhakta harus mematuhi perintah Tuhan tanpa keberatan. (Divine Discourse, Jul 07, 1963)
-BABA
No comments:
Post a Comment