Navarathri is celebrated in commemoration of the victory of Daivatwam (Divinity) over Danavatvam (demons) through the intercession of the Mahashakti as Chandi, Durga and Kali. Deepavali commemorates the victory of heavenly over hellish influences; of virtue over vice as symbolised by the victory of Krishna-Satyabhama over Narakasura; of the upward pull into heaven and the drag down into hell. Sathya or Truth will always defeat the forces of falsehood. That is the inner significance of Satyabhama being the instrument which the Lord used to destroy Narakasura. When Narakasura was destroyed, implying, when the six foes of human beings (lust, anger, greed, infatuation, pride and jealousy) which drag them towards a fall are overpowered, the flame of wisdom will shine clearly, bright and beautiful. It is to demonstrate this truth that on Deepavali day, deepas or lamps are lit and arranged in every house, dispelling darkness which is the home of evil and vice.
Navaraathri dirayakan sebagai peringatan kemenangan dari Daivatwam (ketuhanan) atas Danavatvam (raksasa) melalui campur tangan dari Mahashakti sebagai Chandi, Durga, dan Kali. Deepavali memperingati kemenangan dari pengaruh kebaikan atas pengaruh jahat, kebajikan atas kebatilan, sebagaimana dilambangkan oleh kemenangan dari Krishna-Satyabhama atas Narakasura, kemenangan dari tarikan ke atas menuju surga dan tarikan ke bawah menuju neraka. Satya atau kebenaran akan selalu mengalahkan kekuatan kejahatan. Itu adalah makna batin dari Satyabhama sebagai alat yang Tuhan gunakan untuk menghancurkan Narakasura. Ketika raksasa Narakasura sedang dihancurkan, hal ini menyatakan secara tidak langsung yaitu ketika enam musuh dalam diri manusia (nafsu, amarah, tamak, kegilaan, kesombongan, dan kecemburuan), dikuasai maka pelita kebijaksanaan akan bersinar dengan jelas, terang dan indah. Hal ini untuk memperlihatkan kebenaran ini bahwa pada saat hari Deepavali, deepa atau lentera dinyalakan dan diatur di setiap rumah, menghilangkan kegelapan yang merupakan rumah dari kejahatan dan keburukan. -Divine Discourse, Nov 11, 1966
-BABA
No comments:
Post a Comment