If anybody accosts a person and asks him, "Who are you?", out of his identification with the body he gives his name in reply. In answer to further questions, he introduces himself as a doctor, a farmer, or student, or the like. When the enquiry goes further, he identifies himself with his nationality as an American, an Indian, a Pakistani or so on. When you examine these answers deeply, you will find that none of them gives the truth. He got his name from his parents. It did not belong to him at birth. His identification with one or other of his professions is not true because he is not the profession. What then is the truth about him? "I am the Atma. That is my true Self." That is the truth. But people identify themselves with their names, professions and nationality and do not base their lives on the Atma. No driver of a car identifies with the car. Likewise, the body is a car and the Atma is the driver. Forgetting one's true role as a driver, one is identifying one's self with the body, which is only a vehicle.
-- Divine Discourse, Aug 23, 1995.
The body is Shivam (auspicious) as long as Atma dwells in it: it becomes Shavam (dead body) once Atma leaves it.
Jika siapapun mendatangi seseorang dan menanyakannya, "Siapakah anda?", karena identifikasinya dengan badan maka dia menyebutkan namanya sebagai jawaban. Untuk jawaban berikutnya, dia memperkenalkan dirinya sebagai dokter, petani, atau pelajar, atau yang lainnya. Ketika penyelidikan lebih jauh, dia mengidentifikasi diri dengan kewarganegaraannya sebagai warga negara Amerika, India, Pakistan atau yang lainnya. Ketika engkau memeriksa jawaban yang diberikan tadi secara mendalam, engkau akan mendapatkan bahwa tidak ada jawaban yang diberikan itu adalah benar. Dia mendapatkan nama dari pemberian orang tuanya. Nama itu bukan miliknya saat lahir. Identifikasi dirinya dengan salah satu pekerjaan bukanlah benar karena dia sendiri bukanlah sebuah pekerjaan. Lantas apa yang sejatinya benar tentang dirinya? "aku adalah Atma. Itu adalah Diri Sejati diriku." Itu adalah kebenaran. Namun orang-orang mengidentifikasi diri mereka dengan nama, pekerjaan dan kewarganegaraan dan tidak berdasarkan pada hidup mereka pada Atma. Tidak ada supir yang mengidentifikasi dirinya dengan mobil. Sama halnya, badan adalah sebuah mobil dan Atma adalah supirnya. Dengan melupakan peran sesungguhnya seseorang sebagai supir, seseorang mengidentifikasi dirinya dengan badan, yang mana hanya merupakan sarana saja.
-- Divine Discourse, Aug 23, 1995.
Badan adalah Shivam (suci) selama Atma masih ada di dalamnya: badan menjadi Shavam (mayat) saat Atma meninggalkan badan.