Avatara Purushas (divine advents) have no merit or demerit accumulated in former births, unlike ordinary mortals. They do not have any balances to pay off in a birth. Theirs is a Leela (divine play), a birth taken on. The goodness of the good and the wickedness of the bad provide reasons for an Avatar of the Lord. As a result of the advent of the Lord, the good will be happy and the bad will suffer. The Avatar, however has no joy or grief, even when enveloped in the body it has assumed. The Avatar is not constituted of the five elements; it is chinmaya not mrinmaya - spiritual not material; it can never be disturbed by egoism or the sense of ‘mine’ and ‘thine’; it is untouched by the delusion born of ignorance. Though men may mistake an Avatar as just human, that does not affect the Avatar’s nature; an Avatar comes for a task and is always bound to accomplish it.
Purushas Avatara (Tuhan yang menjelma ke dunia) tidak memiliki kebaikan atau kekurangan yang terakumulasi dari kelahiran sebelumnya, tidak seperti manusia biasa. Mereka tidak memiliki sisa saldo untuk membayar kelahiran sebelumnya. Mereka memiliki Leela (permainan Tuhan), maka kelahiran diambil. Kebaikan dan kejahatan merupakan alasan Tuhan menjelma sebagai Awatara. Sebagai akibat dari kedatangan Tuhan ke dunia (sebagai Awatara), yang baik akan mengalami kebahagiaan dan yang jahat akan mengalami penderitaan. Tetapi Awatara tidak memiliki kebahagiaan atau penderitaan, bahkan ketika Awatara terbungkus oleh badan manusia. Awatara tidak tersusun dari lima elemen, itu adalah chinmaya bukan mrinmaya - spiritual bukan material; tidak pernah bisa diganggu oleh egoisme atau perasaan 'milikku' dan 'kepunyaanku', tidak tersentuh oleh khayalan kelahiran dan ketidaktahuan. Meskipun menjelma sebagai manusia, hal itu tidak mempengaruhi sifat Awatara karena Awatara datang untuk melaksanakan tugas-Nya dan selalu terikat untuk menyelesaikan misi-Nya tersebut.
-BABA
Tuesday, January 31, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment