Why waste
precious time in scandalous talk and criticisms of others' behaviour?
Cultivating envy, malice, hatred and anger against others is an evil pastime
that recoils on oneself. In every one there is resident the self-same divine
spark; so cavilling at the neighbour is tantamount to cavilling at Divinity.
The game of life is worth playing and becomes interesting only when there are
bounds and rules which limit and control. Imagine a game of football without
any rules or boundaries – it will be chaos; it will be a free fight, a riot. No
one can say who wins and how. The path of virtuous conduct (Dharma maarga) is
the boundary of the field, in the game of life. Play the game, paying heed to
the warnings of ‘foul’ and ‘out’, and let your virtues win over the vicious
tendencies within you.
Mengapa membuang-buang waktu berharga dalam
pembicaraan skandal dan kritik terhadap perilaku orang lain? Mengembangkan iri
hati, kedengkian, kebencian, dan kemarahan terhadap orang lain hanyalah
melewatkan waktu percuma yang dapat membuat kemunduran dalam dirimu sendiri.
Dalam diri setiap orang terdapat percikan ilahi yang sama; dengan demikian mencela
orang-orang di sekitar kita sama saja dengan mencela Divinity. Permainan
kehidupan akan tepat dimainkan dan menjadi menarik hanya ketika ada batasan-batasan
dan aturan yang mengendalikannya. Bayangkan sebuah permainan sepak bola tanpa
ada aturan atau batasan - akan terjadi kekacauan, akan menjadi pertarungan
bebas dan menimbulkan kerusuhan. Tidak ada yang dapat mengatakan siapa yang
menang. Jalan kebajikan (Dharma maarga) adalah batas dalam permainan kehidupan
ini. Mainkanlah permainan ini, dengan mengindahkan peringatan 'pelanggaran' dan
'keluar', dan biarlah kebajikan menang atas kecenderungan-kecenderungan buruk
yang ada dalam dirimu.
-BABA
No comments:
Post a Comment