Once a merchant asked a sailor how his grandfather and father had met their end. It seems they both had died on the sea. So the merchant asked the sailor whether he was not afraid of sailing on the sea. The sailor then asked the merchant where his forefathers had died. He was told that they had all died in bed. Now the sailor asked the merchant how he was not afraid of going to bed! Everyone’s life shall come to an end somewhere, somehow; but the wise alone achieve the Divine Vision before the end. If you have the cool spring of devotion within you, the fires of anxiety cannot harm you. Then, every visit of calamity will take on a new meaning, as a sign of Grace, to harden and toughen you, and make you seasoned timber, for His purpose. Be an instrument in the hands of God; let Him use you for any purpose He prefers.
Suatu waktu seorang pedagang bertanya pada seorang
pelaut bagaimana kakeknya dan ayahnya menemui ajal mereka. Sepertinya mereka
berdua telah meninggal di laut. Jadi pedagang tersebut menanyakan pada si
pelaut apakah ia tidak takut berlayar di laut. Pelaut kemudian bertanya pada si
pedagang di mana nenek moyangnya telah meninggal. Si pedagang mengatakan bahwa
mereka semua meninggal di tempat tidur. Sekarang si pelaut menanyakan pada si pedagang
mengapa ia tidak takut ketika akan pergi tidur! Semua orang yang hidup akan
berakhir/mengalami kematian di suatu tempat, entah dengan cara bagaimana,
tetapi hanya orang bijak yang bisa mencapai Divine Vision sebelum mereka
menemui akhir hidupnya. Jika engkau memiliki sumber kesejukan/ketenangan
pengabdian dalam dirimu, api kecemasan tidak akan dapat membahayakanmu,
sehingga setiap bencana yang datang dapat
memberi makna baru, sebagai tanda keagungan Tuhan, yang dapat menguatkan dan
memperkaya pengalaman. Engkau hendaknya menjadi instrumen di tangan Tuhan, biarkanlah
Beliau menggunakan engkau untuk tujuan-Nya.
-BABA
No comments:
Post a Comment