The core of this Universe is the Supreme Self (Paramatma). We can describe the Universe but the Supreme Self is beyond all description. Both the cognisable and the non-cognisable have emanated from the same One Indivisible Consciousness. Each is full and complete in itself. The individual consciousness is the manifestation of the Cosmic Consciousness. When the material sheath falls off, it merges in its source. The Vedas declare, “This is full, that is full. From the full emerges the full. When the Full is taken from the full, the full remains full”. So the Cosmos, the World, the Individual - all are embodiments of the Full. Nothing is fractional or incomplete. Hence all is indeed Divine. But this awareness of the immanence of the Universal can come to your experience when the ‘I’ consciousness is forgotten. When the ‘I’ in you disappears, you automatically become fit to know the ‘non-I’.
Inti dari alam semesta ini adalah pribadi yang tertinggi (Paramatma). Kita dapat menjelaskan alam semesta namun pribadi yang tertinggi melampaui segala penjelasan. Keduanya yaitu yang teridentifikasi dan tidak bisa teridentifikasi muncul dari Satu kesadaran yang tidak nampak. Masing-masing adalah sempurna dan lengkap dalam dirinya sendiri. Kesadaran individu adalah perwujudan dari kesadaran kosmik. Ketika lapisan material lepas maka akan menyatu dengan sumbernya. Weda menyatakan, “Ini adalah sempurna, itu adalah sempurna. Dari yang sempurna muncul yang sempurna. Ketika yang sempurna diambil dari yang sempurna, maka yang sempurna tetap sempurna”. Begitu juga dengan kosmos, dunia, Individual – semuanya adalah perwujudan dari yang sempurna. Tidak ada terpecah atau tidak lengkap. Oleh karena itu semuanya sejatinya adalah illahi. Namun kesadaran yang universal ini dapat engkau alami ketika kesadaran ‘aku’ dilupakan. Ketika ‘aku’ dalam dirimu menghilang maka secara otomatis engkau menjadi layak untuk mengetahui ‘yang bukan aku’. (Divine Discourse, Apr 5, 1981)
-BABA