Presently people are not celebrating Sankranti in its true spirit. They confine it to mere performance of rituals, in the absence of purity and sanctity. In the past, of all the festivals, Sankranti was considered the most important. It is the day on which farmers bring home the harvested crop, feed the poor and rejoice. Vedic scholars get up during the early morning hours (Brahmamuhurta) and chant Vedic mantras, purifying the hearts of one and all. This festival also has a special significance for the householders. They invite their newly married son-in-law to their house, present them with new clothes and distribute sweets and rice puddings to all, thus the entire household abounds with joy. Cool winds, mellifluous bird songs and the sweet sugarcane crops herald the arrival of Sankranti. This festival bestows great joy and auspiciousness on farmers, householders, priests and children. It must drive away all disappointments and despair, and fill every heart with hope and enthusiasm.
Orang-orang pada saat sekarang tidak merayakan perayaan Sankranti dengan semangat yang benar. Mereka membatasinya hanya pada pertunjukkan ritual, tanpa adanya kesucian dan kemurnian. Pada masa lalu, dari semua perayaan, Sankranti adalah dianggap yang paling penting. Ini adalah hari dimana para petani membawa pulang hasil panennya, memberi makan yang miskin dan bersuka cita. Para cendekiawan Weda bangun di awal-awal pagi saat (Brahmamuhurta) dan melantunkan mantra-mantra Weda, menyucikan hati semuanya. Perayaan ini juga memiliki sebuah arti yang penting bagi rumah tangga. Mereka mengundang menantu laki-laki mereka yang baru menikah ke rumah mereka, memberikannya dengan pakaian baru dan membagikan manisan serta pudding beras kepada semuanya, jadi seluruh rumah tangga diliputi dengan suka cita. Angin yang dingin, kicauan burung yang merdu, panen tebu manis yang menghebohkan kedatangan perayaan Sankranti. Perayaan ini memberikan suka cita yang sangat besar dan kesucian pada petani, rumah tangga, pendeta dan anak-anak. Ini harus menghilangkan semua rasa kecewa dan putus asa dan mengisi setiap hati dengan harapan dan semangat. [Divine Discourse, Jan 12, 2004]
-BABA
No comments:
Post a Comment