Arjuna is also called Partha - a name applicable to all, for, it means earthly or earth-born. His struggle is a reminder to all. Arjuna was overcome by Love, which was colored with egoism and delusion. He felt that it was wrong to kill his kinsmen by slaughtering the armies ranged against him. He preferred a life sustained on alms to ruling over an empire won by the sword. This misplaced compassion, based on an unreal sense of values, attracted the Lord’s attention, who resolved to transmute it into a renunciation of attachment to the deed and its fruits. If only you cultivate a deep yearning for guidance about your appropriate Dharma, and if you surrender your will, intellect, emotions and your impulses to God, He will lead you to Himself and endow you with Supreme Bliss. In your daily living, practice cleansing your emotions, reforming your attitude and journey towards the final consummation. This should become the constant vigil of every seeker.
Arjuna disebut dengan nama Partha – sebuah nama yang berlaku untuk semua orang, karena makna dari nama ini adalah keduniawian. Perjuangannya adalah pengingat bagi semuanya. Arjuna dikuasai oleh kasih, yang diwarnai dengan egoisme dan khayalan. Arjuna merasa bahwa adalah salah dengan membunuh sanak saudara dengan membantai tentara yang berperang melawannya. Arjuna memilih hidup dengan meminta-minta daripada memerintah sebuah kerajaan yang dimenangkan dengan senjata. Rasa welas asih yang salah tempat ini berdasarkan pada nilai-nilai yang tidak nyata, menarik perhatian Tuhan, yang memutuskan untuk mengubahnya menjadi tindakan tanpa keterikatan pada perbuatan dan hasilnya. Hanya jika engkau meningkatkan kerinduan yang mendalam untuk tuntunan dan bimbingan tentang dharmamu yang sesuai, dan jika engkau menyerahkan kehendakmu, emosi dan dorongan hati pada Tuhan, Beliau akan menuntunmu pada diri-Nya dan memberkatimu dengan kebahagiaan yang tertinggi. Dalam kehidupanmu sehari-hari, berlatihlah untuk membersihkan emosimu, mereformasi sikap dan perjalanan menuju penyempurnaan terakhir. Hal ini seharusnya menjadi perhatian secara terus menerus dari setiap pencari spiritual. (Divine Discourse, July 1970)
-BABA
No comments:
Post a Comment