You are born in society, you grow in society, and earn name and fame in society. You learn many skills from the society and develop intelligence, and thereby you gain reputation for being intelligent. You received all these precious gifts from society. Have anyone of you, young men and women, thought of showing gratitude to the society from which you got the name and fame? What service are you rendering to the society in return for the good things received? How are you expressing your gratitude to society? Put these questions to yourself, and you get shallow answers. Ingratitude is incorrect. Every human being must possess the quality of gratitude. Being beneficiaries one must show gratitude. And as an expression of one’s gratitude, one should render selfless service to the society; it is one’s foremost duty.
Engkau lahir dalam masyarakat, dan mendapatkan nama dan kemashyuran dalam masyarakat. Engkau belajar banyak keahlian dari masyarakat dan mengembangkan kecerdasan, maka dari itu engkau mendapatkan reputasi atas kecerdasanmu. Engkau menerima semua hadiah yang berharga ini dari masyarakat. Sudahkah siapapun dari dirimu, pemuda dan pemudi, memikirkan untuk menunjukkan rasa terima kasih kepada masyarakat dimana engkau mendapatkan nama dan ketenaran? Apa pelayanan yang engkau berikan kepada masyarakat sebagai imbalan atas hal baik yang engkau terima? Bagaimana engkau mengungkapkan rasa terima kasihmu pada masyarakat? Tanyakan pertanyaan pada dirimu sendiri, dan engkau akan mendapat jawaban yang dangkal. Tidak ada terima kasih adalah tidak benar. Setiap manusia harus memiliki sikap terima kasih. Sebagai ahli waris maka seseorang harus memperlihatkan rasa terima kasih. Dan sebagai ungkapan terima kasihnya seseorang seharusnya memberikan pelayanan pada masyarakat; ini adalah kewajiban yang paling utama. (Divine Discourse, Jul 16, 1997)
-BABA
No comments:
Post a Comment