Every yajna has a great unseen influence on human life, for these sacred formulae are potent sounds, charged with subtle mysteries. The ritual sacrifice (yajna) has a deeper meaning; the meanings that symbols have is really valuable and essential for human progress. Every rite is a symbolic act. Yajna is correlated at every step with human aspirations and spiritual practices. It is kept in touch with human life and aspirations in its minutest detail. Butter is the product of the churning of the emotions, impulses, impressions, and instincts of people - the purest and the most authentic essence of the divine in people. That butter, when it is still more clarified, becomes ghee, and that is what is offered to the Gods! When you pray, always concentrate on the everlasting fruit - the universal, the spiritual. Do not pray for small mundane desires; direct your mind to follow the guidelines taught by the Lord to re-establish righteousness (dharma) in the Universe.
Setiap yajna memiliki sebuah pengaruh besar yang tidak terlihat dalam kehidupan manusia, karena mantra suci ini adalah bunyi yang kuat yang diisi dengan misteri yang halus. Pengorbanan dalam bentuk ritual (yajna) memiliki sebuah makna yang lebih mendalam; makna yang dimiliki simbol tersebut sangat berharga dan mendasar bagi kemajuan manusia. Setiap ritual adalah sebuah tindakan simbolis. Yajna adalah berhubungan dengan setiap langkah dengan aspirasi manusia dan latihan spiritual. Yajna tetap berhubungan dengan kehidupan manusia dan aspirasi dalam setiap detail terkecilnya. Mentega adalah produk dari pengadukan emosi, gerak hati, kesan, dan naluri manusia – esensi yang paling murni dan asli dari Tuhan dalam diri manusia. Mentega itu, ketika masih lebih jelas akan menjadi ghee dan itu yang dipersembahkan kepada Tuhan! Ketika engkau berdoa, selalu konsentrasi pada buah yang kekal - universal, spiritual. Jangan berdoa untuk keinginan duniawi yang sepele; arahkan pikiranmu untuk mengikuti tuntunan yang diajarkan oleh Tuhan untuk membangun kembali kebajikan (dharma) di alam semesta. (Divine Discourse, Oct 4, 1962)
-BABA
No comments:
Post a Comment