People suffer because they have unreasonable desires, they pine to fulfill them, and they fail. They attach too much value to the objective world. It is only when attachment increases that you suffer pain and grief. If you look upon nature and all created objects with the insight derived from the Inner Vision, then attachment will slide away, though effort will remain; you will also see everything much clearer and with a glory suffused with Divinity and splendour. Attachment to nature has limits, but attachment to the Lord that you develop when the inner eye opens, has no limit. Enjoy that Reality. The Lord is the Immanent Power in everything. The moon is reflected in a pot, provided it has water; so too, the Lord can be clearly seen in your heart, provided you have the water of love (prema) in it. When the Lord is not reflected in your heart, it only means you don’t love Him enough.
Manusia menderita karena mereka memiliki keinginan yang tidak masuk akal, mereka sangat ingin untuk memenuhi keinginan itu dan mereka gagal. Mereka memberikan nilai terlalu banyak pada objek duniawi. Hanya ketika keterikatan meningkat maka engkau menderita penderitaan dan duka cita. Jika engkau melihat pada alam dan semua objek ciptaan dengan pandangan yang berasal dari pandangan batin, kemudian keterikatan akan terlepas, walaupun usaha akan tetap ada; engkau juga akan melihat segalanya dengan lebih jelas dan sebuah kemuliaan diliputi dengan keilahian dan keagungan. Keterikatan pada alam memiliki batas, namun keterikatan pada Tuhan yang engkau kembangkan ketika pandangan batin terbuka, tidak memiliki batas. Nikmati kenyataan itu. Tuhan adalah kekuatan yang tetap ada dalam segalanya. Bulan dipantulkan dalam sebuah periuk asalkan periuk itu terisi air; begitu juga, Tuhan dapat dengan jelas dilihat di dalam hatimu jika engkau memiliki air kasih (prema) di dalamnya. Ketika Tuhan tidak terpantulkan di dalam hatimu, itu berarti bahwa engkau tidak cukup mencintai-Nya. (Divine Discourse, Feb 2, 1958)
-BABA
No comments:
Post a Comment