When Lord Rama’s idol was taken away from Thyagaraja, he was grief-stricken. He even questioned the divinity of Rama and cried out, “Don’t you have the power to solve my problems, or do I lack devotion? Definitely I have devotion, it is only you who lack power.” He continued in this vein extolling his devotion and in the process, he became egoistic. When he sat in meditation, wisdom dawned on him. He realised his folly in doubting Rama’s divinity. He reflected, “Without the grace of Lord Rama, could a monkey cross the ocean? If Rama lacked power, would Lakshmana worship Him or for that matter Lakshmi, the goddess of wealth, serve Him and the extremely intelligent Bharata offer his salutations? O Rama! Certainly Your power is immense. It is my ignorance and meanness that I challenged Your divinity.” He sought Lord Rama’s pardon and surrendered himself unto Him. When you purify your heart and surrender to God completely, God instantly manifests!
Ketika arca suci Sri Rama diambil dari Thyagaraja, dia menjadi sangat sedih sekali. Thyagaraja bahkan menanyakan keilahian dari Sri Rama dan menangis, “tidakkah Tuhanku Sri Rama memiliki kekuatan untuk memecahkan masalahku ini, atau apakah aku yang kurang memiliki bhakti? Pastinya aku memiliki rasa bhakti, ini hanya diri-Mu yang kurang memiliki kekuatan.” Dia melanjutkan dalam memuji bhaktinya sendiri dan dalam prosesnya dia menjadi egois. Ketika Thyagaraja duduk dalam meditasi, kebijaksanaan muncul dalam dirinya. Dia menyadari kebodohannya dengan meragukan keilahian dari Sri Rama. Dia merenungkan, “Tanpa karunia dari Sri Rama, dapatkan seekor monyet menyebrangi samudera? Jika Sri Rama kurang memiliki kekuatan, akankah Lakshmana memuja-Nya atau dalam hal ini Dewi Lakshmi, yaitu Dewi kesejahteraan melayani Sri Rama dan Bharata yang sangat pintar memberikan penghormatan kepada Sri Rama? O Rama! Pastinya kekuatan-Mu adalah tidak terbatas. Ini adalah karena kedunguan dan kepicikanku dimana aku meragukan keilahian-Mu.” Thyagaraja kemudian memohon maaf kepada Sri Rama dan berserah diri kepada-Nya. Ketika kesucian hatimu dan berserah diri kepada Tuhan sepenuhnya, maka Tuhan secara langsung akan menampakkan diri-Nya! (Divine Discourse, Dec 25, 1998)
-BABA
No comments:
Post a Comment