Manasa bhajare guru charanam, dustara bhava sagara taranam. I called on all those suffering in the endless round of birth and death to worship the Feet of the Guru, the Guru who was announcing Himself, who had come again for taking upon Himself the burden of those who find refuge in Him. That was My very first Message to humanity. I do not need your flower garlands and fruits, things that you buy for a few rupees; they are not genuinely yours. Give Me something that is yours, something that is clean and fragrant with the perfume of virtue and innocence, and washed in the tears of repentance! Garlands and fruits you bring are an exhibition of your devotion; poorer devotees who cannot afford to bring them feel humiliated and helpless that they cannot demonstrate their devotion like you! Install the Lord in your heart and offer Him the fruits of your righteous actions and the flowers of your inner most thoughts and feelings. That is the worship I like most, the devotion I appreciate most.
Manasa bhajare guru charanam, dustara bhava sagara taranam. Aku memanggil semua dari mereka yang menderita dalam siklus kelahiran dan kematian yang tiada henti untuk memuja kaki Guru, Guru yang telah mengumumkan diri-Nya sendiri yang telah datang kembali untuk mengambil beban dari mereka yang meminta perlindungan pada-Nya. Itu adalah pesan pertama-Ku kepada umat manusia. Aku tidak membutuhkan kalungan bungamu dan buah-buahan, benda-benda yang engkau beli dengan beberapa rupiah; semuanya itu bukanlah milikmu yang sesungguhnya. Berikan kepada-Ku sesuatu yang bersih dan wangi dengan keharuman dari kebajikan dan kepolosan, dan dicuci dengan air mata penyesalan! Kalungan bunga dan buah-buahan yang engkau bawa adalah sebuah pertunjukan dari bhaktimu; bhakta yang lebih miskin yang tidak mampu membeli seperti halnya dirimu akan merasa malu dan tidak berdaya karena tidak bisa memperlihatkan bhakti mereka seperti halnya dirimu! Tempatkan Tuhan di dalam hatimu dan persembahkan kepada Tuhan buah dari perbuatan baikmu serta bunga yang berasal dari pikiran dan perasaanmu. Itu adalah pemujaan yang paling Aku sukai, bhakti yang paling Aku hargai. (Divine Discourse, Vijayadasami, 1953)
-BABA
No comments:
Post a Comment