The tongue may utter the Name of the Lord, your ears may be open when the glory of the Lord is recited, your hands may scatter flowers on the image of God, but does your tongue know or relish its taste? Does the ear yearn? Does the hand hanker for the Lord? The result of your spiritual practices can be experienced only when your heart is aware of the Supreme and when your mind is thrilled when the glory of God is recollected. Otherwise it is like the spoon which dips into sour and sweet with equal alacrity and insensitivity. It does not refuse or relish any taste! Read Vedanta or sacred texts or scriptures earnestly and practice them, then it will become part of your daily living, conduct and character. One’s claim to be a devotee of the Lord, a votary of the Highest, can be admitted only if your passions and emotions are pure, noble and your character virtuous.
Lidah mungkin mengucapkan nama Tuhan, telingamu mungkin terbuka saat kemuliaan Tuhan dilantunkan, tanganmu mungkin menaburkan bunga pada wujud Tuhan, namun apakah lidahmu mengetahui atau menikmati cita rasa ini? Apakah telinga merindukannya? Apakah tangan sangat berminat pada Tuhan? Hasil dari latihan spiritualmu hanya dapat dialami ketika hatimu sadar akan yang tertinggi dan ketika pikiranmu bergetar ketika kemuliaan Tuhan diingat kembali. Kalau tidak ini seperti sendok yang masuk ke dalam makanan yang masam dan manis dengan kelincahan serta intensitas yang sama. Namun sendok tersebut menolak atau menyukai rasa apapun juga! Bacalah Wedanta atau naskah suci dengan sungguh-sungguh, kemudian jalankan itu menjadi bagian dari kehidupanmu sehari-hari, sikap dan karakter. Seseorang menyatakan menjadi bhakta Tuhan, sebagai seorang penyembah Tuhan tertinggi, dapat diakui hanya jika hasrat dan emosimu suci, mulia dan karaktermu luhur. (Divine Discourse, Mar 23, 1966)
-BABA
No comments:
Post a Comment