Prayer does not mean petitioning to God. Prayer is an index of the experience of Atmic bliss; it’s a method to experience this bliss, share it and be immersed in it. Prayers must emanate from the heart. Prayer that is not heartfelt is utterly useless. The Lord will accept a heart without words, but He will not accept words and prayers that are not sincere and heart-felt. In fact, God Himself is described as Lord of the Heart (Hridayesha). Only when you have firm faith in this, you will be able to manifest your divinity. Regard your body as a temple in which the Trinity - Brahma, Vishnu and Maheshwara reside. There are no separate places like Vaikunta or Kailash where they dwell. These are delusions born out of ignorance. God is inside you, outside you, and around you. Don’t doubt this. If you doubt this, you cannot experience peace or happiness! Firmly recognise this truth and live accordingly.
Doa bukan berarti mengajukan permohonan kepada Tuhan. Doa adalah sebuah tanda dari pengalaman kebahagiaan Atma; doa adalah sebuah metode untuk mengalami kebahagiaan ini, berbagi kebahagiaan dan tenggelam dalam kebahagiaan. Doa harus muncul dari hati. Doa yang tidak sepenuh hati sesungguhnya adalah tidak berguna. Tuhan akan menerima sebuah hati tanpa kata-kata, namun Tuhan tidak akan menerima kata-kata dan doa yang tidak tulus serta tidak sepenuh hati. Sejatinya, Tuhan sendiri disebutkan sebagai Tuhan yang bersemayam dalam hati (Hridayesha). Hanya ketika engkau memiliki keyakinan yang mantap dalam hal ini , engkau akan mampu mewujudkan ketuhanan. Anggaplah tubuhmu sebagai sebuah tempat suci dimana Tri Murti - Brahma, Vishnu, dan Maheshwara bersemayam. Tidak ada tempat-tempat yang terpisah seperti Vaikunta atau Kailash dimana ketiganya tinggal. Semua ini adalah khayalan yang muncul dari kedunguan. Tuhan ada didalam dirimu, diluar dirimu, dan disekitar dirimu. Jangan ragu akan hal ini. Jika engkau ragu akan hal ini, engkau tidak bisa mengalami kedamaian atau kebahagiaan! Sadari dengan mantap kebenaran ini dan hiduplah sesuai dengan kebenaran ini. (Divine Discourse, July 29, 1988)
-BABA
No comments:
Post a Comment