There are many who ridicule yogis (God-centred) as anti-social idlers who run away from their obligations and seek asylum in solitude and silence. But being near does not ensure usefulness. Being far does not imply uselessness. Viruses enter the very blood stream and surely, nothing can be nearer to you; yet, they are mortal enemies. Members of the same family are envious and suspicious of one another. It is not being near that counts. These yogis moved out into lonely spots and sought teachers of the inner path, much as young technicians do today, going abroad in order to learn skills that will help to build a better India. They go to seek the secret of eternal joy; they win it for themselves; and by their lives, they inspire others to win the precious secret. No one calls the man who has gone abroad to equip oneself better, as an engineer or doctor, selfish; why then should the man who undergoes greater deprivations to equip oneself better as an engineer of the mind, utilising its undoubted powers, not for bondage, but for liberation, be tarred as ego-centric? This only shows ignorance of true values.
Ada banyak yang mengejek para Yogi (terpusat pada Tuhan) sebagai anti sosial yang melarikan diri dari kewajiban mereka dan mencari suaka dalam kesunyian dan keheningan. Namun dekat tidak memastikan kegunaan. Jauh tidak berarti tidak berguna. Virus memasuki setiap aliran darah dan secara pasti bahwa tidak ada yang bisa lebih dekat lagi denganmu seperti halnya virus; namun, virus itu adalah musuh yang mematikan. Anggota dari dalam keluarga yang sama saling dengki dan curiga satu dengan yang lainnya. Hal ini tidak menandakan kedekatan. Para Yogi ini pergi jauh menuju tempat kesendirian dan mencari guru pada perjalanan batin, sama seperti halnya pada teknisi muda lakukan saat sekarang, pergi ke luar negeri untuk belajar keterampilan yang akan membantu membangun India yang lebih baik. Mereka pergi mencari rahasia sukacita yang abadi; mereka mendapatkannya untuk diri mereka sendiri; dan dengan hidup mereka, mereka menginspirasi yang lain untuk mendapatkan rahasia yang berharga. Tidak ada seorangpun yang menyebut mereka yang pergi ke luar negeri untuk memperlengkapi dirinya menjadi lebih baik, sebagai seorang insinyur atau dokter, adalah seseorang yang mementingkan diri sendiri; lantas mengapa seseorang yang mengalami kesulitan yang begitu besar untuk memperlengkapi dirinya lebih baik sebagai seorang arsitek dari pikiran, menggunakan kekuatan yang tidak diragukan bukan untuk perbudakan namun untuk pembebasan dapat disebut sebagai ego sentris? Hal ini hanya menunjukkan kedunguan akan nilai-nilai yang benar. (Divine Discourse, Jan 13, 1965)
-BABA
No comments:
Post a Comment