The word surrender has been misinterpreted and people promote idleness in the name of surrender. We think that our mind, thought, and body have been surrendered to the Lord. Your mind is not under your own control and under such circumstances, how can you hold it and give it to the Lord? You have no control over your own body. If you have a small cut, blood oozes from your body and you run to a doctor. If this is your body and if you have complete control over it, why is it that you are not able to control the outflow of the blood? That being the case, to say that you have surrendered your mind and body to the Lord is a statement which is untrue. This word ‘surrender’ conveys that there is someone who gives and someone who accepts, and that you are surrendering to someone. There is a feeling of duality implied in this word surrender. The true meaning of surrender is the recognition of the fact that in everyone and everywhere God is present.
Kata berserah telah salah diartikan dan orang-orang meningkatkan kemalasan atas nama berserah. Kita berpikir bahwa pikiran, pemikiran, dan tubuh kita telah diserahkan kepada Tuhan. Pikiranmu tidak ada di bawah kendalimu dan dalam keadaan seperti itu, bagaimana engkau dapat memegang pikiranmu dan menyerahkannya kepada Tuhan? Engkau tidak memiliki kendali pada tubuhmu sendiri. Jika engkau sedikit terluka dan darah keluar dari tubuhmu maka engkau akan bergegas pergi ke dokter. Jika ini adalah tubuhmu dan jika engkau sepenuhnya telah mengendalikan tubuhmu, mengapa engkau tidak mampu untuk mengendalikan darah yang keluar? Karena itu, dengan mengatakan bahwa engkau telah menyerahkan pikiran dan tubuhmu kepada Tuhan adalah sebuah pernyataan yang tidak benar. Kata ini ‘berserah’ menyampaikan makna bahwa ada seseorang yang memberi dan seseorang yang menerima, dan bahwa engkau berserah kepada seseorang. Ada sebuah perasaan dualitas yang tersirat dalam kata berserah ini. Makna yang sesungguhnya dari kata berserah adalah pengakuan akan kenyataan bahwa di dalam diri setiap orang dan dimana saja Tuhan hadir. (Ch 3, Summer Showers, 1974)
-BABA
No comments:
Post a Comment