Cultivate love for God. Puranas (scriptures) and ancient sages have declared that the Divine incarnates to punish the wicked and protect the good. This is not correct. God incarnates to inculcate love in mankind and teach how love should be cultivated and practiced. Only when such love is developed people will be free from sorrow and trouble. Sins will be wiped out and fear will cease to haunt. The essence of all religions, all teachings and spiritual paths is only one thing: Love. Develop that Divine Love. Above all, whatever be your difficulties, whatever be the ordeals you have to undergo in any situation, do not give up God. God is One. Whether you are affluent or destitute, whether you are a scholar or an ignoramus, no matter whatever troubles you may be faced with or whatever spiritual practices you may adopt, whether you are regarded as a sinner or a saint, do not give up God ever, and realise that God is One.
Tingkatkan kasih untuk Tuhan. Purana (naskah suci) dan guru-guru suci zaman dahulu telah menyatakan bahwa inkarnasi Tuhan adalah untuk menghukum mereka yang jahat dan melindungi yang baik. Hal ini tidaklah benar. Tuhan berinkarnasi untuk menanamkan kasih dalam diri manusia dan mengajarkan bagaimana kasih seharusnya ditingkatkan dan dipraktikkan. Hanya ketika kasih yang seperti itu dikembangkan maka manusia akan bebas dari penderitaan dan masalah. Dosa akan dihapuskan dan ketakutan akan berhenti untuk menghantui. Intisari dari semua agama, semua ajaran dan jalan spiritual adalah hanya satu hal: kasih. Kembangkan kasih Tuhan. Diatas semuanya, apapun yang menjadi kesulitanmu, apapun cobaan yang engkau harus hadapi di dalam situasi apapun juga, jangan melepaskan Tuhan. Tuhan adalah Esa. Apakah engkau makmur atau miskin, apakah engkau terpelajar atau seorang tidak berpendidikan, tidak masalah apapun masalah yang engkau mungkin hadapi atau apapun jalan spiritual yang mungkin engkau jalankan, apakah engkau dianggap sebagai pendosa atau orang suci, jangan melepaskan Tuhan selamanya, dan sadrilah bahwa Tuhan itu adalah Esa. (Divine Discourse, July 29, 1988)
-BABA
No comments:
Post a Comment