Date: Thursday, July 12, 2012
THOUGHT FOR THE DAY
Some
materialists (Charvakas) argue that a bird in hand is worth two in the bush.
They say that the pleasure you have now should not be given up in the hope of
something promised, if and when the pleasure you have is given up. But the
happiness of renunciation can be enjoyed here and now, and is much more
sustaining and inspiring than the happiness derived from grabbing and
attachment. In addition, in being the master of your senses rather than being
its slave, there is a certain joy. Discover the fountain of joy present within
you. It is a never failing, ever full, ever cool fountain, for it arises from
God.
Kelompok orang materialis (Charvakas)
berpendapat bahwa seekor burung (yang sudah berhasil di tangkap) yang berada di
genggaman tangan adalah jauh lebih berharga dibandingkan dua ekor burung yang
sedang ada di semak-belukar. (Dengan analogi ini) mereka mengatakan bahwa
kenikmatan/kesenangan yang sudah kita peroleh sekarang tidaklah boleh
dilepaskan begitu saja sebagai barter untuk sesuatu yang dijanjikan. Namun,
(ketahuilah bahwa) kebahagiaan yang bakal engkau peroleh dari tindakan
melepaskan diri (dari keterikatan) justru bisa dinikmati saat ini juga, dan
kesenangan itu bahkan jauh lebih bertahan lama dan memberi inspirasi
dibandingkan kenikmatan yang engkau peroleh dengan cara terikat dan melekat
(kepada dunia materi). Di samping itu, apabila engkau sanggup untuk menjadi
‘tuan’ atas panca-inderamu (dan bukan menjadi ‘budak’-nya), maka itu merupakan
kesenangan tersendiri pula. Temukanlah ‘mata-air’ kebahagiaan yang ada di dalam
dirimu. Kebahagiaan itu tidak akan luntur, senantiasa penuh dan bagaikan
pancaran air yang menyejukkan, sebab ia bersumber dari Tuhan sendiri.
-BABA
Date: Friday, July 13, 2012
THOUGHT FOR THE DAY
You fill
your days with unremitting labour, immersed in perpetual anxiety and worry, you
are busy beyond description, with no time to silently contemplate God’s
handiwork. You are troubled by strange inexplicable misgivings and run helter-skelter
after hollow comforts, blinded by hate and greed. Caught in this toil and
turmoil, you sometimes lose the knowledge of the anchor that will save you -
disciplining of the mind. Start this spiritual discipline as early as possible
in life, do not postpone it any further. For, no one knows when the span of
life will be brought to a close. Reflect on it. Knock and the doors of Grace
will open. Open the door, the Sun’s rays waiting outside your door will flow
silently in and flood your room with love and light.
Engkau mengisi hari-harimu dengan bekerja tiada henti,
terus-menerus tenggelam dalam perasaan cemas dan khawatir, engkau sibuk tak terkira,
bahkan tiada waktu untuk merenungkan karya Tuhan. Engkau diliputi oleh perasaan
was-was dan bergerak kesana-kemari (pontang-panting) dipenuhi dengan kenyamanan
palsu, dibutakan oleh kebencian dan keserakahan. Terperangkap pada kekacauan
tersebut, engkau kehilangan pengetahuan akan dimana tempat berlabuh yang akan
menyelamatkanmu, oleh karena itu, engkau hendaknya mendisiplinkan pikiranmu. Mulailah disiplin
spiritual ini sedini mungkin, jangan menundanya lagi. Sebab, tidak ada seorangpun
yang mengetahui kapan rentang kehidupan ini akan ditutup. Ketuklah dan pintu berkat
Tuhan akan terbuka. Bukalah pintu sehingga sinar matahari yang telah menunggu
di luar pintu akan masuk perlahan dan membanjiri kamarmu dengan cinta-kasih dan
cahaya.
-BABA
Date: Saturday, July 14, 2012
THOUGHT FOR THE DAY
What in
reality is this body? It is but the Atma (soul) encased in five Koshas or
sheaths – Annamaya (sheath composed of food), Pranamaya (sheath composed of
vitality), Manomaya (one composed of thought), Vijnanamaya (sheath of
intelligence), and Aanandamaya (sheath of bliss). By understanding this truth
and contemplating over it, one attains discrimination to recede from these
sheaths to the inner, more real core. Thus, step by step, a spiritual aspirant
abandons one sheath after another and is able to dissolve away all of them, to
achieve the knowledge of his unity with Brahmam (Divinity).
Apa sesungguhnya badan jasmani
ini? Badan ini tidak lain adalah Atma (jiwa) yang terbungkus dalam lima Koshas
- Annamaya (lapisan yang menyelubungi atma yang tersusun dari makanan),
Pranamaya (lapisan yang menyelubungi atma yang tersusun dari vitalitas),
Manomaya (pikiran yang masih menyelubungi atma), Vijnanamaya (selubung
kecerdasan), dan Aanandamaya (selubung kebahagiaan). Dengan memahami kebenaran
ini dan merenungkannya, seseorang bisa mencapai diskriminasi untuk kembali dari
lapisan penyusun ini menuju ke bagian inti yang sesungguhnya. Dengan demikian, secara
bertahap, seorang pencari spiritual meninggalkan satu demi satu lapisan yang
menyelubungi atma tersebut dan mampu melarutkan semuanya, untuk mencapai
kesatuan dengan Brahmam (Divinity).
-BABA
No comments:
Post a Comment