Date: Tuesday, July 03, 2012
THOUGHT FOR THE DAY
Practice
detachment at every step, or else, greed and miserliness will overpower your
finer human nature. Try to win God’s grace by reforming your habits, reducing
your desires and refining your higher nature. One step makes the next one
easier; that is the excellence of the spiritual journey. At each step, your
strength and confidence increases and you receive larger and larger instalments
of grace. I command you on this day of Guru Poornima, to take the path of your
chosen spiritual practice sincerely. Many people ask me, “Swami, give me a name
of God, which I can repeat”. Take any name you like, anything that appeals to
you; all His names are equally sweet. In spirituality there are no differences
of nationality, caste and so on; all belong to the State of God.
Praktekkanlah ketidak-melekatan dalam setiap tahapan
(kehidupan), sebab jikalau tidak, maka keserakahan dan penderitaan akan
mengerogotimu. Berupayalah untuk memperoleh rahmat karunia Tuhan dengan cara
mengubah perilakumu, mengurangi keinginan serta semakin meningkatkan kualitas
pribadimu. Dengan mengambil satu langkah sekarang, maka langkah berikutnya akan
menjadi mudah; inilah salah satu kehebatan dari perjalanan spiritual. Dalam
setiap tapak langkahmu, engkau akan menjadi semakin kuat dan percaya diri,
sehingga berkah karunia Ilahi akan semakin engkau peroleh pula. Di hari suci
Guru Poornima ini, Aku menasehatimu untuk menempuh jalan spiritual yang telah
engkau pilih dengan sebaik-baiknya. Banyak orang yang bertanya kepada-Ku,
“Swami, tolong berikan satu nama Tuhan yang dapat saya ulang-ulangi (sebagai
sadhana spiritual).” Adopsilah nama apa saja yang engkau sukai, nama yang
menyentuh hatimu; sebab semua nama-nama Tuhan mempunyai potensi yang sama. Di
dalam ladang spiritual, tiada perbedaan dalam hal kebangsaan, kasta dan
sebagainya; semuanya adalah penghuni kerajaan Tuhan.
-BABA
Date: Wednesday, July 04, 2012
THOUGHT FOR THE DAY
By
moderating and modulating the habits of eating and drinking, one can lay the
foundation for a spiritual life. You must prefer sathwik (pure and vegetarian)
foods to rajasik foods. By drinking intoxicating stuff, one loses control over
one’s emotions, passions, impulses, instincts, speech and movements; and one
even descends to the level of a beast. By eating flesh, one develops violent
tendencies and animal diseases. The mind becomes more intractable when one
indulges in rajasik food. It is difficult to remould the mind, if such food is
consumed with relish. To dwell on God, one should be vigilant about the food
and drink consumed by both - the body and the mind.
Dengan cara mengatur kebiasaan makan dan minum, maka
engkau bisa memberikan landasan yang baik untuk kehidupan spiritual. Hendaknya
engkau memilih makanan yang bersifat sathwik (vegetarian) daripada makanan yang
rajasik. Apabila engkau meminum/memakan sesuatu yang non-sathwik, maka engkau
akan kesulitan untuk mengontrol emosi, dorongan batin, instink, ucapan maupun
perbuatanmu; bahkan tidak tertutup kemungkinan engkau akan merosot ke tingkat
ke’binatang’an. Apabila engkau mengkonsumsi daging, maka di dalam dirimu akan
terbentuk kecenderungan yang menjurus kepada kekerasan dan penyakit-penyakit hewaniah
lainnya. Dengan mengkonsumsi jenis makanan rajasik, maka batin ataupun
pikiranmu akan menjadi sulit untuk dikendalikan.Sungguh sulit untuk
mengendalikan batin/pikiran, apabila makanan-makanan (non-veg) seperti itu
justru malah engkau nikmati. Untuk berkontemplasi kepada Tuhan, maka engkau
harus benar-benar waspada dalam hal jenis makanan maupun minuman yang akan
engkau konsumsi – baik itu asupan makanan untuk badan jasmani maupun untuk
badan rohani.
-BABA
Date: Thursday, July 05, 2012
THOUGHT FOR THE DAY
Parents have
conferred this physical instrument called body, with which we can serve God in
all living beings, glorify Him in and through Beauty and Truth, and attain the
Absolute. This human body is essential to liberate ourselves from the direst of
bondages. An iron box is essential to keep safe the precious gems. So too the
body is essential to keep safe the gifts of faith, love and discrimination. God
is immanent in the Universe. He is in the most distant star as well as the
blade of grass under your feet. You can see Him, provided you curdle this
Universe with discrimination, churn it with detachment and collect the nectar
with earnestness. In the grain of the sand as well as in the grandest galaxy,
God can be found by diligent and sincere spiritual practices. He is the core of
every being, as butter is present in every drop of milk.
Orang-tua kita telah memberikan instrumen fisik
yang dinamakan sebagai badan jasmani ini, dimana dengan alat ini kita bisa
memberi pelayanan kepada Tuhan yang ada di dalam diri setiap mahluk hidup,
memuliakan nama-Nya serta melalui kebenaran dan keindahan, kita juga akan bisa
mencapai tahapan Absolute (Nibbana/Moksha). Badan fisik ini sangatlah penting
dalam upaya kita untuk mencapai pembebasan tertinggi. Analoginya adalah lemari
besi yang berfungsi untuk menyimpan secara aman barang-barang berharga,
demikian pula badan jasmani ini penting untuk menjaga harta-karun yang sangat
berharga, yakni: keyakinan, cinta-kasih dan budi pekerti (kemampuan membedakan
mana yang benar dan yang salah). Tuhan eksis di segenap penjuru jagad raya.
Beliau hadir di bintang yang paling jauh sekalipun maupun di rerumputan yang
ada di bawah kakimu. Engkau akan bisa melihat-Nya, dengan catatan bahwa engkau
menerapkan budi pekertimu dalam melakukan interaksi dengan alam semesta ini,
persiapkanlah dirimu untuk tidak melekat dan berupayalah secara intensif untuk
mendapat nectar (karunia Tuhan). Baik di dalam butiran pasir maupun di galaksi
nun jauh, Tuhan akan bisa ditemukan oleh sadhaka yang benar-benar tekun dan
tulus dalam praktek spiritualnya. Tuhan adalah inti dari semua mahluk, bagaikan
mentega yang eksis di dalam setiap tetesan susu.
-BABA
No comments:
Post a Comment