Friday, July 13, 2012

Thought for The Day 3rd - 5th July 2012


Date: Tuesday, July 03, 2012
THOUGHT FOR THE DAY
Practice detachment at every step, or else, greed and miserliness will overpower your finer human nature. Try to win God’s grace by reforming your habits, reducing your desires and refining your higher nature. One step makes the next one easier; that is the excellence of the spiritual journey. At each step, your strength and confidence increases and you receive larger and larger instalments of grace. I command you on this day of Guru Poornima, to take the path of your chosen spiritual practice sincerely. Many people ask me, “Swami, give me a name of God, which I can repeat”. Take any name you like, anything that appeals to you; all His names are equally sweet. In spirituality there are no differences of nationality, caste and so on; all belong to the State of God.

Praktekkanlah ketidak-melekatan dalam setiap tahapan (kehidupan), sebab jikalau tidak, maka keserakahan dan penderitaan akan mengerogotimu. Berupayalah untuk memperoleh rahmat karunia Tuhan dengan cara mengubah perilakumu, mengurangi keinginan serta semakin meningkatkan kualitas pribadimu. Dengan mengambil satu langkah sekarang, maka langkah berikutnya akan menjadi mudah; inilah salah satu kehebatan dari perjalanan spiritual. Dalam setiap tapak langkahmu, engkau akan menjadi semakin kuat dan percaya diri, sehingga berkah karunia Ilahi akan semakin engkau peroleh pula. Di hari suci Guru Poornima ini, Aku menasehatimu untuk menempuh jalan spiritual yang telah engkau pilih dengan sebaik-baiknya. Banyak orang yang bertanya kepada-Ku, “Swami, tolong berikan satu nama Tuhan yang dapat saya ulang-ulangi (sebagai sadhana spiritual).” Adopsilah nama apa saja yang engkau sukai, nama yang menyentuh hatimu; sebab semua nama-nama Tuhan mempunyai potensi yang sama. Di dalam ladang spiritual, tiada perbedaan dalam hal kebangsaan, kasta dan sebagainya; semuanya adalah penghuni kerajaan Tuhan.
-BABA

Date: Wednesday, July 04, 2012
THOUGHT FOR THE DAY
By moderating and modulating the habits of eating and drinking, one can lay the foundation for a spiritual life. You must prefer sathwik (pure and vegetarian) foods to rajasik foods. By drinking intoxicating stuff, one loses control over one’s emotions, passions, impulses, instincts, speech and movements; and one even descends to the level of a beast. By eating flesh, one develops violent tendencies and animal diseases. The mind becomes more intractable when one indulges in rajasik food. It is difficult to remould the mind, if such food is consumed with relish. To dwell on God, one should be vigilant about the food and drink consumed by both - the body and the mind.

Dengan cara mengatur kebiasaan makan dan minum, maka engkau bisa memberikan landasan yang baik untuk kehidupan spiritual. Hendaknya engkau memilih makanan yang bersifat sathwik (vegetarian) daripada makanan yang rajasik. Apabila engkau meminum/memakan sesuatu yang non-sathwik, maka engkau akan kesulitan untuk mengontrol emosi, dorongan batin, instink, ucapan maupun perbuatanmu; bahkan tidak tertutup kemungkinan engkau akan merosot ke tingkat ke’binatang’an. Apabila engkau mengkonsumsi daging, maka di dalam dirimu akan terbentuk kecenderungan yang menjurus kepada kekerasan dan penyakit-penyakit hewaniah lainnya. Dengan mengkonsumsi jenis makanan rajasik, maka batin ataupun pikiranmu akan menjadi sulit untuk dikendalikan.Sungguh sulit untuk mengendalikan batin/pikiran, apabila makanan-makanan (non-veg) seperti itu justru malah engkau nikmati. Untuk berkontemplasi kepada Tuhan, maka engkau harus benar-benar waspada dalam hal jenis makanan maupun minuman yang akan engkau konsumsi – baik itu asupan makanan untuk badan jasmani maupun untuk badan rohani.
-BABA
Date: Thursday, July 05, 2012
THOUGHT FOR THE DAY
Parents have conferred this physical instrument called body, with which we can serve God in all living beings, glorify Him in and through Beauty and Truth, and attain the Absolute. This human body is essential to liberate ourselves from the direst of bondages. An iron box is essential to keep safe the precious gems. So too the body is essential to keep safe the gifts of faith, love and discrimination. God is immanent in the Universe. He is in the most distant star as well as the blade of grass under your feet. You can see Him, provided you curdle this Universe with discrimination, churn it with detachment and collect the nectar with earnestness. In the grain of the sand as well as in the grandest galaxy, God can be found by diligent and sincere spiritual practices. He is the core of every being, as butter is present in every drop of milk.

Orang-tua kita telah memberikan instrumen fisik  yang dinamakan sebagai badan jasmani ini, dimana dengan alat ini kita bisa memberi pelayanan kepada Tuhan yang ada di dalam diri setiap mahluk hidup, memuliakan nama-Nya serta melalui kebenaran dan keindahan, kita juga akan bisa mencapai tahapan Absolute (Nibbana/Moksha). Badan fisik ini sangatlah penting dalam upaya kita untuk mencapai pembebasan tertinggi. Analoginya adalah lemari besi yang berfungsi untuk menyimpan secara aman barang-barang berharga, demikian pula badan jasmani ini penting untuk menjaga harta-karun yang sangat berharga, yakni: keyakinan, cinta-kasih dan budi pekerti (kemampuan membedakan mana yang benar dan yang salah). Tuhan eksis di segenap penjuru jagad raya. Beliau hadir di bintang yang paling jauh sekalipun maupun di rerumputan yang ada di bawah kakimu. Engkau akan bisa melihat-Nya, dengan catatan bahwa engkau menerapkan budi pekertimu dalam melakukan interaksi dengan alam semesta ini, persiapkanlah dirimu untuk tidak melekat dan berupayalah secara intensif untuk mendapat nectar (karunia Tuhan). Baik di dalam butiran pasir maupun di galaksi nun jauh, Tuhan akan bisa ditemukan oleh sadhaka yang benar-benar tekun dan tulus dalam praktek spiritualnya. Tuhan adalah inti dari semua mahluk, bagaikan mentega yang eksis di dalam setiap tetesan susu.
-BABA

No comments: