When young men and women go out to countries overseas, their aged parents are worried about their reactions to the attractions of the strange culture. The father or mother write to their children, pleading with them not to give up the family habits of worship, prayer, food and drink. The children may have tears in their eyes with fond remembrance of their parents, but that is all. They then yield to the temptations and slide away. The spirit with which the letter is written is not honoured in action. So too, many worship the sacred books that have noble thoughts present in them. They shower flowers and offer prayers, but when it comes to practising even a bit of what is written in them, it seems an impossible task for most! You must live in love, and practice it, every single day without fail.
Ketika remaja putra dan remaja putri pergi ke luar
negeri, orang tua tua mereka khawatir tentang reaksi mereka pada budaya asing. Ayah
atau ibu mereka menulis surat untuk anak-anak mereka, memohon kepada mereka
untuk tidak meninggalkan kebiasaan keluarga dalam hal beribadah, berdoa, serta makanan
dan minuman. Anak-anak mungkin memiliki air mata di mata mereka dengan
mengingat kasih sayang orang tua mereka, tetapi tidak semuanya demikian. Mereka
kemudian menyerah pada godaan dan jatuh tergelincir. Spirit yang ditulis oleh
orang tua mereka dalam surat tersebut sudah tidak diindahkan dalam tindakan. Demikian
juga, banyak orang yang membaca dan menyucikan kitab suci, dimana didalamnya terdapat
pemikiran-pemikiran yang mulia. Mereka mempersembahkan bunga dan berdoa, tetapi
ketika tiba pada giliran untuk mempraktikkannya bahkan sedikit dari apa yang
tertulis di dalam kitab suci, ini nampaknya
tugas yang mustahil bagi sebagian besar orang! Engkau seharusnya hidup dalam cinta-kasih,
dan mempraktikkannya setiap hari.
-BABA
No comments:
Post a Comment