A
little unpaid debt will soon assume huge proportions through high rates
of interest; a karma (action) however trite, done with intention to
benefit by the fruit thereof will involve future births in order to eat
the fruit. The scriptures recommend one to wipe off all outstanding
balances of Karma through three clear steps: First, the execution of
actions righteously, with the right mental attitude (Karma-Jijnasa).
Then comes the observance of moral codes for the upkeep of society and
the discharge of one's duties and obligations (Dharma-Jijnasa). Finally,
chanting the name of the Lord (Namasmarana) and considering it as one’s
primary spiritual practice (Brahma-Jijnasa). Take any name of the Lord
that pleases you – the cleansing value, curative value and the sweetness
is exactly the same. Namasmarana will make you stick to the thought of
God.
Sejumlah
utang yang belum dibayar, walaupun jumlahnya kecil, akan segera
mengambil proporsi besar melalui tingginya tingkat bunga; sebuah karma
(perbuatan) walaupun kecil, yang dilakukan dengan maksud untuk
mendapatkan keuntungan pada hasil perbuatan, akan melibatkan kelahiran
di masa mendatang untuk menikmati buah karma tersebut. Kitab-kitab suci
merekomendasikan untuk membersihkan seluruh saldo Karma melalui tiga
langkah sebagai berikut: Pertama, melaksanakan perbuatan yang benar,
dengan sikap mental yang benar (Karma-Jijnasa). Selanjutnya, patuh pada
kode moral yang berlaku di masyarakat dan melaksanakan tugas dan
kewajiban dengan baik (Dharma-Jijnasa). Yang terakhir, menchantingkan
nama Tuhan (Namasmarana) dan menganggap hal itu sebagai praktik utama
spiritual (Brahma-Jijnasa). Ambillah nama Tuhan manapun yang
menyenangkanmu - nilai pembersihan, nilai kuratif dan manisnya Nama
Tuhan tersebut, pastinya sama. Dengan namasmarana akan membuat engkau
selalu merenungkan Tuhan.
-BABA
No comments:
Post a Comment