Great
sages of the past, filled with immense sympathy for their fellowmen,
laid down rules, regulations, limits and directions for daily life and
conduct, so that one’s hand and brain, instincts and impulses may not
turn against another, but may turn towards the ideals of Truth,
Righteousness, Peace and Love. They declared that every action must be
weighed in the balance and approved only if it cleanses the emotions and
passions; it has to be cast aside if it curdles or fouls them.
Bhaavashuddhi (purification of mental disposition) should be the fruit
of every action. The worship of idols, rituals, vows and fasts,
festivals and holy days - all these are designed to tame the wildness
and train one to tread the straight path to self-realisation.
Para
bijak mulia di masa lalu, melayani sesama mereka dengan penuh simpati,
meletakkan aturan, peraturan, batasan, dan petunjuk untuk kehidupan dan
perilaku sehari-hari, sehingga tangan dan otak, naluri dan dorongan
tidak bisa berubah ke yang lainnya, tetapi menuju ke arah ideal
Kebenaran, Kebajikan, Kedamaian, dan Cinta-kasih. Mereka menyatakan
bahwa setiap tindakan harus ditimbang dalam keseimbangan dan
dilaksanakan hanya jika hal tersebut dapat memurnikan emosi dan nafsu,
tetapi jika melanggar maka harus dibuang jauh-jauh. Bhaavashuddhi
(pemurnian mental) harus menjadi buah setiap tindakan. Pemujaan pada
patung, pelaksanaan ritual, nazar dan puasa, festival dan hari-hari
suci - semua ini dirancang untuk menjinakkan keliaran dan melatih
seseorang untuk menapaki jalan langsung menuju ke realisasi diri.
-BABA
No comments:
Post a Comment