A hermit once met the Goddess of Cholera on the road, returning from a village where she had thinned the population. He asked her how many she had taken into her lap. She replied, "Only ten." But, truly speaking, the casualties were a hundred. She explained, "I killed only ten; the rest died out of fear!" Man is Aathmaswarupa (Self-embodied), that is, Abhayaswaruupa (Fearlessness-embodied). If only you know your real nature, you will give no room for weakness or cowardice. This is the main aim of culture - to cultivate mental calm and courage; to make everyone feel kinship with everyone else. You are born with the cry 'koham' (who am I?), on your lips; when you depart, you must have the declaration 'Soham' (I am He), on your smiling face.
Suatu ketika, seorang pertapa bertemu Dewi Kolera di jalan, Sang Dewi baru kembali dari sebuah desa di mana karena Dia, jumlah penduduk menjadi berkurang, karena terkena wabah kolera. Si pertapa bertanya kepada Sang Dewi, berapa banyak dia telah membawa penduduk ke pangkuannya. Sang Dewi menjawab, "Hanya sepuluh." Tetapi sesungguhnya, jumlah korbannya adalah seratus. Sang Dewi kemudian menjelaskan, "Aku membunuh hanya sepuluh, sisanya mati karena ketakutan!" Manusia adalah Aathmaswarupa (perwujudan Atma), yaitu, Abhayaswaruupa (perwujudan keberanian). Kalau saja engkau mengetahui sifat sejatimu, engkau tidak akan memberikan ruang untuk kelemahan atau ketakutan. Inilah tujuan utama dari peradaban - untuk menumbuhkan ketenangan mental dan keberanian; untuk membuat semua orang merasa memiliki kekerabatan dengan yang lainnya. Engkau dilahirkan dengan menangis 'koham' (siapa aku?), maka ketika engkau meninggalkan dunia ini, engkau harus mengatakan Soham' (Aku adalah Dia), dengan senyum di wajahmu.
-BABA
No comments:
Post a Comment