A merchant calculates the debit and
credit at the end of a week or month or year, and draws up the balance sheet to
arrive at one figure — their earnings. So too, in the business of life, the end
may result in some earnings, after the receipts and disbursements are tallied.
At the point of death, if one yearns to cater to the tongue, it is proof that
throughout their life, the tongue has been the master. Thus, of the inborn
desires (samskaras) in life, some are stronger than the rest and stand out to
the last. Life is like that; this lesson must be learnt and digested well. The
net result of all this living and toiling is whatever comes to memory at the
last moment of life. Therefore, direct the current of life towards the
acquisition of the mental tendency (samskara) that you want to have during the
last moment. Fix your attention upon it, day and night.
Seorang pedagang menghitung debit dan
kredit pada akhir minggu atau bulan atau tahun, dan menyusun neraca keuangan
untuk dapat menemukan sebuah angka atau bilangan terkait dengan pendapatan. Demikian
juga dengan bisnis kehidupan, pada akhirnya mungkin mendapatkan beberapa
keuntungan setelah penerimaan dan pengeluaran dihitung. Pada titik kematian,
jika seseorang merindukan untuk melayani lidah, ini membuktikan bahwa sepanjang
hidup mereka lidah telah menjadi majikan mereka. Jadi, kecenderungan ini
menjadi keinginan bawaan (samskaras) di dalam hidup, beberapa keinginan bawaan
ini lebih kuat daripada yang lainnya dan bertahan terus sampai akhir. Hidup adalah
seperti itu, pelajaran ini harus dipelajari dan dicerna dengan baik. Hasil bersih
dari semua hidup ini dan kerja keras adalah apapun yang masuk ke dalam memori
pada detik-detik terakhir hidup kita. Maka dari itu, arahkanlah aliran
kehidupan untuk bisa mendapatkan kecenderungan mental (samskara) yang ingin
engkau miliki pada waktu saat-saat akhir. Aturlah perhatianmu pada hal ini
siang dan malam. (Prema Vahini, Ch 27)
-BABA
No comments:
Post a Comment