The jivi (individual self) believing that it is divided from the whole, the Universal, is subject to desire and despair, love and hate, grief and joy, and is attracted by the world of name and form. Such a person is characterised as ‘bound’, and urgently needs liberation. To be liberated, you must give up dependence and attachment to the creation (prakriti). The blind cannot be saved by the blind. How can a person who is as helpless as the other, remove their poverty, suffering, and pain? The poor approach the affluent; the visually impaired seek guidance from those that can see. So too, one who is bound and blinded by the dualities of creation must take refuge in the inexhaustible treasure of compassion, power, and wisdom, namely, the Divine Soul (Atma). Then, you will be rid of destitution and grief, and revel in the wealth of spiritual bliss (Ananda).
Jiwa (diri individu) yang percaya bahwa ia dibagi dari yang utuh, universal, adalah tunduk pada keinginan dan rasa putus asa, cinta dan benci, kesedihan dan suka cita, dan ditarik oleh dunia dari rupa dan nama. Orang tersebut ditandai sebagai “terikat” dan sangat membutuhkan kebebasan. Untuk bisa mendapatkan kebebasan, engkau harus melepaskan ketergantungan dan keterikatan pada ciptaan (prakriti). Seorang yang buta tidak akan bisa diselamatkan oleh orang yang buta. Bagaimana seseorang yang tidak berdaya seperti yang lainnya, menghilangkan kemiskinan, penderitaan, dan rasa sakit? Mereka yang miskin mendekati yang kaya; mereka yang tuna netra mencari bimbingan dari mereka yang bisa melihat. Begitu juga, seseorang yang terikat dan dibutakan oleh dualitas ciptaan harus berlindung di dalam kekayaan welas asih, kekuatan, dan kebijaksanaan yang tidak akan habis yaitu pada Atma. Kemudian, engkau akan terbebas dari kemiskinan dan kesedihan serta bersuka cita di dalam kekayaan berupa kebahagiaan spiritual (Ananda). [Sutra Vahini, Ch 6.]
-BABA
No comments:
Post a Comment