The net result of all this living and toiling is whatever comes to memory at the last moment of life. Therefore direct the entire current of life towards acquisition of the mental tendency (samskara) that you want to have during the last moment. The feeling that dominates the moment of death works with great force in the coming life. This truth must guide a person for the journey of this life too, for inborn desires are the wherewithal for this journey as well as for the journey after this. Therefore from tomorrow, always keep death, which is inevitable, before the eye of memory and engage yourself in the journey of life with good wishes for all, with strict adherence to truth, seeking always the company of the good, and with the mind always fixed on the Lord. Avoid evil deeds, hateful and harmful thoughts, and don’t get attached to the world. If you live thus, your last moment will be pure, sweet, and blessed.
Hasil akhir dari semua kehidupan dan kerja keras ini adalah hal yang timbul di dalam pikiran kita pada saat menjelang ajal. Maka dari itu arahkan seluruh tenaga hidupmu untuk memperoleh kecenderungan mental (samskara) yang engkau ingin dapatkan pada saat-saat akhir hidup. Perasaan yang paling menguasai manusia pada saat-saat kematiannya bekerja dengan penuh kekuatan untuk pada kehidupan selanjutnya. Kebenaran ini juga harus menuntun seseorang dalam perjalanan dalam hidupnya karena yang dibawa sejak lahir merupakan bekal dalam perjalanan hidup ini maupun dalam perjalanan selanjutnya. Maka dari itu mulai dari besok, selalulah ingat pada kematian yang tidak dapat dielakkan dan dengan kesadaran ini tempuhlah jalan hidupmu dengan mengharapkan kebaikan bagi setiap orang, berpeganglah selalu pada kebenaran, selalu mencari pergaulan yang baik dan dengan pikiran selalu terpatri kepada Tuhan. Hindari diri dari perbuatan yang tidak baik, hindari dari pikiran yang penuh kebencian dan membahayakan dan jangan terikat pada dunia. Jika engkau hidup seperti ini maka saat akhirmu akan menjadi murni, indah, dan terberkati. (Prema Vahini, Ch 27)
-BABA
No comments:
Post a Comment