Look at the fish! Living as it does perpetually in water, has it rid itself of its foul smell to any extent? No. Inclinations (vasanas) won’t disappear as long as one’s heart is full of the illusion of egotism, even if one is immersed in many heart-purifying spiritual disciplines. If you really want to get rid of the feeling of “I” and “mine”, you must transform yourself and worship the Lord (Hari), without any likes and dislikes. Just as light and darkness can never coexist at the same place, love and hatred can’t coexist in the same heart. You experience joy and misery through the ear. Therefore as a spiritual aspirant, avoid the cruel arrows of hard words. Instead use sweet, pleasant and soft words suffused with truth. Speaking softly by adding falsehood will bring you misery. You can recognise a true spiritual aspirant through their good qualities.
Lihatlah pada ikan! Hidup terus menerus di dalam air, sudahkah ikan melepaskan bau amisnya pada tingkat tertentu? Tidak, kecenderungan dalam hati (vasana) tidak akan dapat hilang selama hati seseorang dipenuhi dengan khayalan egoisme, walaupun ketika seseorang tenggelam dalam berbagai disiplin spiritual untuk memurnikan hati. Jika engkau benar-benar ingin melepaskan perasaan akan “keakuan” dan “milikku”, engkau harus merubah dirimu dan memuja Tuhan tanpa adanya perasaan suka dan tidak suka. Sama halnya dengan cahaya terang dan kegelapan tidak akan pernah bisa bersatu di satu tempat yang sama, kasih dan kebencian tidak dapat bersatu di dalam hati yang sama. Engkau mengalami suka cita dan kesengsaraan melalui telinga. Maka dari itu sebagai peminat spiritual, hindarkanlah diri dari pemakaian kata-kata yang kejam dan kasar. Malahan gunakanlah perkataan yang manis, menyenangkan, dan lembut yang diliputi dengan kebenaran. Berbicara dengan lembut namun diliputi dengan kebohongan akan membawamu pada penderitaan. Engkau dapat mengenali seorang peminat spiritual yang sejati melalui sifat-sifat baik mereka. (Prema Vahini, Ch 43)
-BABA
No comments:
Post a Comment