Tuesday, May 10, 2016

Thought for the Day - 8th May 2016 (Sunday)

Imagine a golden necklace around your mother or sister’s neck. When you look at this form of an ornament, you call it a necklace; but when you look at the basic material in it, you say it is made up of gold. It cannot be that gold is one thing and the necklace is a different thing. It is not possible to make a necklace without gold. So when you call it a gold ornament, it only demonstrates the oneness of the basic material that is the gold, and the name and form, namely the necklace. In the same manner, by recognising the oneness of humanity on the one hand and the underlying divinity on the other hand, we should be able to proclaim the greatness of our culture and spiritual education.

Bayangkan sebuah kalung emas di leher ibu atau kakakmu. Ketika engkau melihat bentuk dari perhiasan ini, engkau menyebutnya dengan kalung; namun ketika engkau melihat pada bahan dasar dari kalung tersebut, engkau mengatakan bahwa kalung itu terbuat dari emas. Adalah tidak mungkin dimana emas dan kalung adalah bagian yang berbeda. Tidak mungkin membuat sebuah kalung tanpa emas. Jadi ketika engkau menyebutnya sebuah perhiasan emas, ini hanya memperlihatkan kesatuan dari bahan dasar yaitu emas dan nama serta wujudnya kita sebut dengan kalung. Dalam hal yang sama, dengan menyadari kesatuan dari kemanusiaan di satu bagian dan keillahian yang mendasari adalah bagian yang lainnya, kita seharusnya mampu untuk menyatakan kebesaran dari kebudayaan serta pendidikan spiritual kita. (Divine Discourse, Summer Showers in Brindavan 1974, Ch 2)

-BABA

No comments: