God's love is totally selfless. It is absolutely pure, eternal and flawless. Human love is self-centred and tainted. Such a love cannot merge with God's love. It is only when you are free from egoism, pride, hatred and envy that God will abide in you. Without tyaaga (renunciation) if a person is immersed in worldly pleasures and leads a mundane life, all his devotion is only artificial and a kind of self-deception. Such devotion will not lead one to God. Today the world is full of such persons. People claim that they are loving God. But everyone loves God for one’s own sake and not for the sake of God. This is pure selfishness. You seek all things in the world for your own sake. Even God is sought for such a reason. God cannot be got so easily. The heart has only a single seat. There is room in it for only one person. If you install worldly desires on that chair, how can you expect God to sit on it? God will enter that seat only if you empty it of all other things.
Kasih Tuhan sepenuhnya tanpa mementingkan diri sendiri. Kasih Tuhan ini benar-benar suci, kekal dan sempurna. Kasih sayang manusia adalah mementingkan diri sendiri dan ternoda. Kasih yang seperti itu tidak bisa menyatu dengan kasih Tuhan. Hanya ketika engkau bebas dari egoisme, kesombongan, kebencian, dan iri hati maka Tuhan akan tinggal di dalam hatimu. Tanpa tyaaga (semangat pengorbanan) jika seseorang tenggelam dalam kesenangan duniawi dan menjalani hidup pada kehidupan yang biasa saja, semua bhaktinya adalah palsu dan sebagai sebuah penipuan diri. Bhakti seperti itu tidak akan membawa seseorang pada Tuhan. Saat sekarang dunia dipenuhi dengan orang seperti itu. Manusia menyatakan bahwa mereka mencintai Tuhan. Namun setiap orang mencintai Tuhan untuk kepentingan diri mereka sendiri dan bukan untuk kepentingan Tuhan. Ini adalah benar-benar mementingkan diri sendiri. Engkau mencari segala sesuatu di dunia untuk kepentingan dirimu sendiri. Bahkan Tuhan dicari oleh orang yang seperti itu. Tuhan tidak bisa di dapat dengan mudah. Hati hanya memiliki satu tempat duduk saja. Hanya ada satu kamar untuk satu orang saja. Jika engkau menempatkan keinginan duniawi di atas kursi itu, bagaimana engkau dapat mengharapkan Tuhan untuk duduk disana? Tuhan akan duduk di atas kursi itu hanya ketika engkau membuatnya kosong dari apapun juga. (Divine Discourse, Aug 12, 1992)
-BABA