The seeker has to be very vigilant about one’s point of view, the things one seeks to visualise, and longs to cast their eye on. For, it is drishti (the view) that decides attachment, sorrow, passion, etc. You are the noblest being yet created, and so, you have to develop a sight that sees no high or low, that sees all as suffused with Divinity, and therefore, not different from one. Shankara declared, "Make your drishti charged with jnana (wisdom); then the seen will appear in its true light as Brahman." Such sight is called divine, supernatural, super-sensual and auspicious. Each body that you see before you is a mirror in which if only you open your eyes you can see the image of God. The God in you is in each of them too. Do not imagine the others to be distinct, they are only you, in so many mirrors.
Para pencari spiritual harus sangat waspada dengan pandangannya, hal-hal yang seseorang cari untuk dilihat, dan yang ingin mereka lihat. Karena ini adalah drishti (pandangan) yang memutuskan keterikatan, penderitaan, nafsu, dsb. Engkau adalah makhluk yang paling mulia yang diciptakan dan maka dari itu engkau harus mengembangkan sebuah pandangan yang melihat sama tidak ada tinggi atau rendah, melihat semuanya diliputi dengan keilahian, dan karenanya, tidak berbeda dari seseorang. Shankara menyatakan, "Buatlah pandanganmu (drishti) diliputi dengan jnana (kebijaksanaan); kemudian yang terlihat akan muncul dalam wujud aslinya sebagai Brahman." Pandangan seperti itu disebut dengan ilahi, supernatural, super-sensual, dan suci. Setiap tubuh yang engkau lihat di hadapanmu adalah sebuah cermin dimana jika engkau membuka matamu maka engkau dapat melihat pantulan gambaran Tuhan. Tuhan yang ada di dalam dirimu adalah ada juga di dalam diri mereka. Jangan membayangkan orang lain adalah berbeda, mereka adalah dirimu, dalam banyak cermin. (Divine Discourse, Jul 29, 1969)
-BABA
No comments:
Post a Comment